Ismail M.Hasan menyatakan bahwa ia merasa miris dan sekaligus malu mencermati dinamika pacuan kuda sekarang ini.
"PP Pordasi merasa paling benar," paparnya.
Menurut Ismail M.Hasan, berbagai permasalahan yang mendera bidang pacuan kuda tidak terlepas dari buruknya komunikasi dan sosialisasi dari PP Pordasi sendiri. Pemilik R4ya Stable ini mencontohkan tentang dua kebijakan dari PP Pordasi yang tidak berjalan optimal, yakni terkait kewajiban setiap pengcab berbadan hukum, dan mengenai administrasi atau surat menyurat BRK (Badan Registrasi Kuda).
"Mungkin saja dua kebijakan itu bagus, tetapi terlebih dahulu harus dikomunikasikan dan lakukan sosialisasi secara intensif, sehingga niat yang baik itu bisa berjalan dengan baik," jelasnya.
"Bagi saya, kebijakan top-down atau bottom-up, sama baiknya, tinggal dikolaborasikan saja. Yang penting dikomunikaskan, jangan cenderung menyalahkan," Ismail M.Hasan menjelaskan.
Terakhir, Ismail M.Hasan mengingatkan bahwa setiap periode kepengurusan dari PP Pordasi memang tidak ada yang benar-benar sempurna, ada saja kekurangannya.
"Jadi pengurus baru mestinya mengambil pelajaran dari kekurangan dari kepengurusan lama. Harus belajar dari kesalahan sekecil apapun. Ingat, yang bisa bikin kita terpeleset adalah kerikil, bukan batu besar," tegasnya.