TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Capaian luar biasa dicatatkan Timnas Bolabasket 5x5 Putri di SEA Games Hanoi.
Mereka hanya sekali kalah dari Filipina di laga perdana. Selebihnya, semua lawan dihajar, mulai Vietnam, Malaysia, Thailand, hingga Singapura.
Catatan ini mengulang capaian SEA Games 1991 dan 2015. Sekaligus memperbaiki raihan SEA Games sebelumnya. Ketika di Manila 2019 lalu, Timnas Putri membawa pulang perunggu.
"Pertama targetnya memang mau emas ya, tapi setelah kalah dari Filipina, kami masih mau memberikan yang terbaik, mati-matian pokoknya, memberikan terbaik untuk Indonesia. Jadi walaupun masih membawa pulang silver, saya optimis untuk ke depannya kita bisa lebih baik lagi mendapatkan emas. Saya yakin karena melihat begitu banyaknya anak-anak muda yang talentanya baik, masa depannya cukup baik," ungkap Kaptem Timnas Bolabasket 5x5 Putri, Henny Sutjiono.
Sebagai pemain naturalisasi, Kimberley Pierre Louis juga belum puas dengan capaian di SEA Games Hanoi. Ini karena sebelum ke Hanoi, dengan persiapan yang matang dia memiliki keyakinan bahwa timnas bisa persembahkan emas.
"Maaf tidak bisa bawa pulang emas kali ini. Kita kalah lawan Filipina di game pertama. Yah, sekarang kita bersiap untuk (SEA Games) Kamboja, pekerjaan belum selesai, semoga bisa lebih baik lagi. Sampai ketemu di 2023, Kamboja Gold," jelas Kimberley.
Sementara Manajer Timnas Putri Christopher Tanuwidjaja berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perjuangan timnas.
Baginya, apa yang diraih saat ini tidak akan terjadi tanpa support dari pihak-pihak yang selama ini memberikan perhatian maksimal terhadap bolabasket Indonesia.
"Perjalanan kita ini gak mungkin mencapai hasil maksimal tanpa mereka-mereka ini, semua yang di belakang layar, semua yang tidak kelihatan, itu yang sebetulnya kontribusinya sangat besar buat kita. Jadi bukan hanya pemain-pemain dan pelatih tapi kontribusi-kontribusi orang di belakang layar yang berjuang keras untuk keberangkatan ke SEA Games ini," tutur Christopher.
Mengenai capaian di Hanoi, Christopher mengatakan, secara hati dan effort mereka itu sudah dapat emas. Memang penentuan emas itu ditentukan oleh kemenangan tim lain, kalau waktu itu timnas menunggu Malaysia menang dua game, Timnas dipastikan dapat emas.
"Tapi ternyata Malaysia hanya menang satu games jadi kita hanya dapat perak. Namun justru itu, perak ini buat saya adalah suatu pelajaran di mana kita semua bisa melihat para srikandi-srikandi kita punya mental baja gak mau kalah. Mereka kalah di games 1 tapi lawan tim yang berat berikutnya mereka fight, dan merak tunjukkan meraka bisa menang semua games selanjutnya," paparnya.
Christopher memberikan kredit tersendiri untuk Kimberley. Kimberley di Hanoi main dua tim. Timnas 5x5 dan 3x3. Kalau dilihat perjuangan Kimberley sampai game terakhir melawan Singapura, dia pun masih fight mati-matian untuk Indonesia.
"Semangat pantang menyerah itu membuat effort tim yang luar biasa, perjuangan yang luar biasa. Semoga akan berlanjut ke SEA Games berikutnya dan ajang-ajang international selanjutnya dapat hasil yang lebih baik lagi," ujar Christopher.