Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini salah satu aliran pencak silat, Beksi memang belum dipertandingkan di berbagai event olahraga termasuk kejuaraan Pencak Silat yang digelar induk pencak silat Indonesia Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Padahal terdapat puluhan perguruan Beksi yang tersebar di Jabotabek.
Pemerhati pencak silat Beksi, Akhmad Lafranta Siregar mengatakan, Beski belum boleh dipertandingkan karena berbahaya dan mematikan.
“Mungkin dari petunjuk para guru, kita buat SOP pertandingan tersendiri untuk Beksi misalnya,” kata Affan di sela-sela penutupan ajang Festival Budaya 2022 di Jakarta, Sabtu (13/8/2022).
Affan menilai edukasi olahraga beladiri asli Indonesia seperti pencak silat, khususnya Beksi sangat diperlukan.
Pasalnya, tak sedikit anak muda yang melupakan beladiri asli Indonesia dengan mempelajari bela diri asing.
“Padahal pencak silat seperti Beksi ini nggak hanya beladiri asli Indonesia tapi juga ada unsur kesehatan, olah raga, bahkan ketauhidan.
Banyak unsur bermanfaat yang bisa kita dapatkan di Beksi,” jelas Ketua Kadin Jakarta Selatan itu.
Menurut Affan, banyak juga anak muda yang lebih tertarik mempelajari Beksi yang trennya sedang naik belakangan ini.
“Alhamdulllah sekarang mulai banyak anak-anak yang belajar Beksi. Hanya belum terekspos karena berasal dari daerah pinggiran,” katanya.
Menurut pria yang akrab di sapa Affan itu, saat ini ada 5 besar aliran Beksi berdasarkan tokohnya. Seperti Haji Hasbullah, Haji Godjalih, Kong Simin, M. Noer, dan Mandor Minggu.
“Kebetulan Beksi Haji Hasbullah adalah yang terbesar dari segi perguruan dan jumlah anggotanya,” kata Affan.
“Acara ini juga akan mengukuhkan perkumpulan pencak silat Beksi Haji Hasbullah,” tambah Affan.