Setelah kehilangan poin pertama, tiga angka beruntun berhasil diraih Daddies pada awal set kedua.
Kegagalan Ahsan dalam menyeberangkan net membuat Aaron/Soh mendulang poin cuma-cuma , skor imbang 3-3.
Beruntung, kesalahan beruntun Aaron dalam mengembalikan pukulan Ahsan dan Hendra membuat Daddies kembali unggul 5-3.
Momentum yang berubah cepat membuat laga final ini berjalan sengit dan menarik sekaligus mendebarkan.
Pertahanan Aaron/Soh benar-benar solid, alhasil keduanya tak segan memberikan bola tinggi kepada Daddies untuk melakukan smash.
Skor semakin sengit, 7-7.
Aaron/Soh pun berbalik unggul setelah dua kesalahan beruntun dilakukan The Daddies, skor 7-9.
Interval pertama set kedua akhirnya dimenangkan oleh pasangan Malaysia dengan keunggulan 9-11.
Pukulan Ahsan yang kurang tenang di situasi ideal justru membuat lawan tersenyum lebar karena bola keluar, skor 10-12.
Skema permainan yang diperlihatkan Aaron/Soh terbukti efektif, Daddies beberapa kali tidak bisa memanfaatkan bola atas untuk mendulang poin.
Ahsan/Hendra semakin tertinggal setelah drive cepat yang dimainkan Aaron/Soh membuahkan hasil, skor 12-16.
Permainan luar biasa yang diperlihatkan Aaron/Soh benar-benar membuat Daddies kesulitan utamanya dalam menembus pertahanan lawan.
Hingga pada akhirnya, set kedua akhirnya dimenangkan oleh wakil Malaysia, Aaron/Soh dengan skor 14-21.
Mimpi Daddies untuk memenangkan gelar juara dunia keempat akhirnya buyar setelah dikalahkan Aaron Soh dengan skor 19-21 dan 14-21.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)