Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) bersama MABAR.com, platform gim kompetitif khusus pelajar, merilis hasil risetnya mengenai dampak bermain gim pada pelajar.
Riset dilakukan dengan membandingkan tiga kelompok pelajar, yaitu pelajar pemain gin kompetitif, pelajar pemain gim kasual, dan pelajar non-pemain gim.
Dalam riset tersebut, ketiga grup mendapatkan tugas-tugas yang sama untuk mengukur kemampuan kognitif dan psikologisnya, hasilnya didapati kecenderungan bahwa bermain gim kompetitif lebih baik daripada bermain gim kasual.
"Ada empat aspek kognitif dan psikologis utama dimana pelajar kompetitif gamer lebih unggul dibandingkan grup lainnya. Pertama, pada aspek kontrol respons yang membuat orang lebih fokus. Kedua, akurasi yang jauh lebih tinggi," kata Psikolog Dyah T. Indirasari, Ketua Tim Peneliti dari CAW Lab Fakultas Psikologi UI di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Jakarta, Kamis (1/9/2022).
"Ketiga, kemampuan regulasi emosi yang lebih baik. Dan, keempat adalah kepribadian yang tidak impulsif dan tidak rentan stres,” lanjutnya.
Senada dengan Dyah Indrasari, Ketua CAW Lab Fakultas Psikologi UI, Agnes Nauli S.W Sianipar, menambahkan aspek-aspek tersebut merupakan bekal yang kuat untuk mengembangkan kepribadian yang baik untuk individu.
"Berdasarkan temuan empiris yang kami dapatkan, kompetitif esport itu menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalan kontrol respon dan perkembangan kepribadian," kata Agnes di waktu yang sama.
"Hal itu dikarenakan, mereka (pelajar pemain gin kompetitif) memiliki kemampuan regulasi emosi yang tinggi dan kepribadian neuroticism yang lebih rendah," lanjutnya
Kepribadian neuroticism sendiri adalah jenis kepribadian yang bertendensi pada pengalaman emosional yang negatif, seperti ketakutan, kesedihan, ketidakpastian, kemarahan, kesalahan dan antisipasi.
Sementara itu, CEO MABAR.com, Aziz Hasibuan menyarankan agar pihak sekolah bisa melakukan pengawalan atau intervensi terhadap minat pelajar terhadap gim kompetitif.
"Kami berharap sekolah dapat intervensi dan menjadikan sekolah sebagai pusat pengembangan atlet pelajar, sehingga pelajar yang mulanya pelajar hanya bermain gim kasual bisa beralih menjadi pemain di gim kompetitif," harap Aziz.
Sekadar informasi, riset ini dilakukan terhadap para pelajar yang memainkan gim di ponsel. Adapun gim yang dimainkan ialah Mobile Legends.
Aziz pun mengatakan alasan pemilihan gim mobile legends dalam riset ini adalah karena, mobile legends merupakan gim yang paling diminati di kalangan atlet pelajar.
"Mobile legends ini memang gim dengan peminat paling tinggi di kalangan student athlete. Jadi, kami ingin pembandingnya itu yang memainkan gim yang sama," papar Aziz.