News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Syamsul Falah Masih Unggul Di Kelas B Kejuaraan Lintas Alam Gantolle Piala Telomoyo 2022 Hari Kelima

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syamsul Falah (DKI Jaya) yang sementara memimpin Kelas B hingga Ronde 5 Kejuaraan Lintas Alam Gantolle Piala Telomoyo VI 2022, saat latihan resmi pada Senin (12/9).

TRIBUNNEWS.COM, AMBARAWA - Hingga Ronde Kelima Kejuaraan Lintas Alam Gantolle Piala Telomoyo VI 2022 dan Kejuaraan Nasional Lintas Alam Gantolle 2022, Aji Enoh (Banten) di Kelas A dan Syamsul Falah (DKI Jaya) di Kelas B masih unggul.

Setelah lomba dibatalkan pada Senin (12/9) karena lokasi lepas landas tertutup kabut tebal, dan pada Selasa (13/9) hanya Kelas B yang terbang, maka baru pada Rabu (14/9), Kamis (15/9) dan Jumat (16/9), pilot kedua kelas bisa menjalani lomba sesuai tugas kelas masing-masing.  

Pada nomor Lintas Alam Terbatas (Race To Goal/RTG), pilot diharuskan terbang melewati beberapa titik dalam waktu tercepat, sesuai soal yang dibuat Direktur Lomba dan Dewan Pilot (perwakilan pilot).

Misalnya, lepas landas di Gunung Telomoyo, lalu menuju Kampoeng Java (pabrik air mineral Java), Candi Songo, Museum Kereta Ambarawa dan Jembatan Tuntang dengan garis akhir setelah memasuki lingkaran radius 2 km kawasan persawahan Balung Gajah, Desa Candi dan mendarat di pesawahan Desa Sraten. Tiap ronde/hari soalnya berbeda.

Humas dan Koordinator Media Kejuaraan Piala Telomoyo VI 2022, Tagor Siagian dan Direktur Lomba, Edgar Ekaputra mulai mengizinkan para pilot terbang (Open Window) pada pukul 13.15 WIB, seusai sholat Jumat (16/9/2022).

"Lomba dimulai (Open Gate) pukul 13.45. Artinya, para peserta diberi waktu 30 menit mencapai ketinggian yang sesuai untuk terbang lintas alam sebelum melesat mengerjakan soal. Jarak tempuh soal pada Ronde 5 adalah 26,2 km untuk Kelas A. Sedangkan Kelas B harus menempuh jarak  27,5 km," ungkap Edgar Ekaputra, Sabtu (17/9/2022).

Dari jumlah 39 peserta dari delapan provinsi, dikatakan Edgar Ekaputra, sebanyak 36 pilot mengikuti Ronde 5 pada Jumat (16/9), setelah Roy Sadewo dan Ersy Firman, keduanya dari DKI Jaya kurang bugar serta Andre Kartowisastro terkilir tangan kirinya saat mendarat pada Ronde 4, Kamis (15/9).  

Tuan  Rumah Mulai Menyodok

Hujan deras yang turun pada Selasa dan Rabu malam lalu membuat genangan air di lokasi pendaratan Sraten semakin tinggi. Akibatnya ruang untuk pilot parkir layangan semakin sempit.

Sebagai Direktur Lomba, Edgar Ekaputra memutuskan garis akhir Kelas A di Balung Gajah, Desa Candi.

Ketika ditanya mengapa mendarat di Sraten, Aji Enoh (Banten) mengatakan airnya sudah tinggi juga di Balung, yang penting sudah capai garis akhir. 

Memang Balung adalah garis akhir dalam radius 2 km, sehingga setelah para pilot sudah memasuki lingkaran garis akhir maka mereka cenderung memilih mendarat di Sraten untuk menghargai masyarakat yang sudah sejak tengah hari menanti aksi mereka.

"Umumnya para pilot mengkhawatirkan sepatu dan harness (sarung tubuh untuk terbang) kotor dan basah bila mendarat di sawah berlumpur dan becek. Bila tidak keburu kering, akan sangat tidak nyaman dipakai terbang esoknya," jelas Edgar.

Bila Aji Enoh (Banten) yang sementara memimpin Kelas A dikeroyok duo pilot Jawa Barat; Riko Saputra dan Ridwan Zaelani, maka pilot unggulan DKI Jaya, Syamsul Falah terancam lengser kedudukannya sebagai pemimpin Kelas B oleh para pilot tuanrumah. Pilot Jawa Tengah (Jateng), Susetyoko hanya tertinggal 39 angka dari Syamsul.  

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini