Dengan satu seri tersisa, Quartararo dan Bagnaia berselisih 28 poin. Dipastikan rider andalan Ducati itu sudah tak bisa mengamankan posisi puncak klasemen.
Namun merujuk kepada skenario ini akan sulit dilakukan.
Pasalnya performa Quartararo jauh dari kata memuaskan. Terakhir kali rider asal Prancis ini mengamankan podium kemenangan ialah bulan Juni lalu saat mengaspal di Jerman.
Apalagi hampir setiap balapan, Fabio Quartararo harus mati-matian mengeluarkan potensi dari motor Yamaha YZR-M1.
Aspek ini bisa membuatnya kesulitan melawan Bagnaia maupun Espargaro. Khususnya Bagnaia yang memang dibekali motor paling kompetitif di grid saat ini, Ducati Desmosedici.
Sedangkan saingan terdekat dari Quartararo, Bagnaia memiliki dukungan yang lebih mumpuni.
Selain bermoda Desmosedici, Bagnaia mendapatkan sokongan berupa taktik team order dari internal Ducati.
Namun yang menjadi kekurangan dari pembalap asal Italia ini adalah masalah star balapan.
Sejauh ini Bagnaia tampil bagus di sesi race andai dia mendapatkan posisi yang bagus di kualifikasi.
Terbukti ketika berada di barisan terdepan, Bagnaia selalu bisa ngacir duluan dan meraih podium.
Beda cerita ketika Pecco Bagnaia tidak mendapatkan posisi yang bagus di sesi kualifikasi. Maka dia akan kesulitan menyalip para pebalap di depannya.
Terbukti pada gelaran MotoGP Jepang 2022, yang mana dia kesulitan menyalip pebalap di depannya, hingga berujung crash.
(Tribunnews.com/Giri)