TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, sempat kepikiran untuk mandek balapan di MotoGP Malaysia akhir pekan lalu.
Masalah Arm Pump yang melanda menjadi pemicu mengapa Joan Mir meraih hasil tak memuaskan saat mengaspal di Sirkuit Sepang.
Pada awal-awal race, Joan Mir sempat bersaing untuk perebutan posisi empat melawan Alex Rins, Marco Bezzecchi dan Marc Marquez.
Baca juga: MotoGP Malaysia: Francesco Bagnaia Akui Ancaman Enea Bastianini Cukup Merepotkan
Namun semakin bertambahnya putaran race, Joan Mir justru kian mundur ke posisi belakang.
Akhirnya, pembalap Repsol Honda untuk MotoGP 2023 ini finis di urutan ke-19.
Diakui oleh Mir, alasan mengapa dirinya sampai 'terjun bebas' ke urutan 19 lantaran masalah Arm Pump yang melanda.
Bahkan dia tidak menyadari jika dirinya terkena cedera yang menjadi momok bagi setiap pembalap MotoGP tersebut.
"Saya menderita sindrom kompartemen di lengan kanan saya sejak pertengahan balapan. Saya kehilangan semua kekuatan dan kepekaan," jelas Joan Mir, seperti yang dikutip dari laman Motosan.
Masalah Arm Pump yang berakibat hilangnya sensifitas pada tangan seorang rider untuk kali pertama dialami Mir.
"Ini menjadi masalah pertama untukkku," terang Juara Dunia MotoGP 2021.
Bagi Joan Mir, kehilangan kepekaan dalam memegang handling sepeda motor membuatnya ketakutan saat itu.
Bahkan rekan setim Alex Rins ini sempat ingin berhenti dari balapan.
"Gejala awal lengan kananku merasa tegang. Selanjutnya tanganku mati rasa, dan saat itu saya kepikiran untuk berhenti dari balapan," sambung pembalap asal Spanyol.
Mir menganalisis apa yang menjadi sumber perkara cedera Arm Pump melanda dirinya.
"Mungkin saya kurang berlatih dengan sepeda motor selama masa cederaku," ujar Mir.
Sebagaimana yang diketahui, Joan Mir absen dalam beberapa race setelah mengalami kecelakaan di Austria.
Kurangnya intensitas latihan di atas kuda besi disinyalir menjadi pemicu Mir mengalami masalah Arm Pump.
Penjelasan Cedera Arm Pump
Cedera Arm Pump atau Sindrom Kompartemen, merupakan masalah yang sering dialami oleh atlet yang banyak mengandalkan kekuatan tangan dalam aktivitasnya. Sebagai contoh nyata ialah rider MotoGP.
Setiap orang memiliki membran non-elastis yang membungkus otot kita yang disebut Fascia.
Memberikan kerja lebih pada otot akan meningkatkan aliran darah dan otot dapat meningkat volumenya hingga 20 persen karena ini.
Namun fascia yang tidak elastis, otot menjadi kencang di dalam dan akan menyempitkan aliran darah.
Penyempitan ini menyebabkan rasa sakit yang hebat serta anggota tubuh yang bekerja kurang baik dan mungkin juga ada mati rasa atau kelemahan.
Semua hal yang tidak akan pernah diinginkan pembalap yang berurusan dengan kecepatan tinggi di atas sepeda motor.
(Tribunnews.com/Giri)