The Doctor tertahan di posisi tersebut sampai kemudian mengalami kejadian paling mengejutkan dalam sejarah MotoGP, terjatuh sendiri pada lap kelima. Bangkit dan melanjutkan balapan, Rossi pun hanya finis di P13.
Di sisi lain, Hayden di luar dugaan mampu finis P3 di belakang duo Ducati, Troy Bayliss dan Loris Capirossi, dan tepat di depan rekan setimnya Dani Pedrosa.
Tambahan 16 poin berbanding tiga torehan Rossi membuat Hayden unggul lima poin di klasemen akhir untuk menjadi juara dunia MotoGP 2006.
Bagnaia pun buka suara mengenai nasib sial yang menimpa gurunya, dan kemiripan kondisi dengan MotoGP 2022.
Dia tak ingin terlalu banyak berpikir atas kemungkinan adanya de javu.
"Saya tidak dalam kondisi untuk mengingat atau memikirkan apa yang terjadi (dengan Rossi di MotoGP 2006)," ucap Bagnaia di kutip dari AS.
"Kini, saya tidak tahu seperti apa hari-hari itu sampai kami tiba di Valencia. Saya akan mencoba untuk tenang di rumah dan sedikit bersantai," sambung Pecco.
Perebutan gelar juara dunia MotoGP 2022 masih memiliki berbagai kemungkinan melibatkan Bagnaia dan Quartararo.
Kini, posisi Bagnaia di antara de javu mengalami insiden yang sama dengan Rossi di MotoGP 2006. Atau mengukir sejarah baru mengakhiri penantian Ducati selama 15 tahun.
(Tribunnews.com/Giri)