TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Talenta atlet berbakat cabang olahraga (cabor) panahan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia terus lahir.
Untuk mengantarkan atlet berbakat panahan hingga berprestasi dan mengharumkan nama bangsa membutuhkan komitmen dan konsistensi.
Hal ini berkaitan dengan pola pembinaan berjenjang, akselerasi prestasi, maupun sponsorship.
Demikian pun perhatian terhadap masa depan atlet sehingga ekspektasi talenta muda terhadap cabor panahan tetap terjaga.
Demikian intisari yang disampaikan bakal calon Ketua Umum PB Perpani Arsjad Rasjid di sela-sela kesibukannya sebagai CEO Indika Energy sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Arsjad mengatakan, cabor panahan tidak boleh kalah dengan cabor bulu tangkis yang menjadi langganan emas olimpiade dan cabor berprestasi lainnya, seperti angkat besi, panjat tebing, maupun atletik di kancah internasional.
Baca juga: Perjuangan Para Atlet Panahan Setiawan Diceritakan Pelatih Tri Sugeng Purwanto
Supremasi cabor panahan telah dirintis para legenda, tiga srikandi panahan di olimpiade Seoul pada 1988.
Warisan prestasi tersebut harus dilanjutkan dengan serangkaian strategi dan program demi melahirkan atlet panahan yang berprestasi secara berjenjang dan berkelanjutan pada semua kancah olahraga yang diikuti.
Untuk mencapai puncak prestasi, lanjut Arsjad, PB Perpani wajib menyelenggarakan program pembinaan berjenjang yang berorientasi pada prestasi baik di tingkat daerah maupun nasional.
Pusat-pusat pembinaan di daerah menyerap talenta muda atlet panahan untuk dibimbing dan ditempa menjadi atlet andal, yang bakal diseleksi melalui sistem kompetisi berjenjang hingga melahirkan atlet yang siap bertanding di kancah internasional.
Baca juga: Momen Mengharukan Saat Setiawan Disambut Tangis Para Atlet Panahan Indonesia ASEAN Para Games 2022
Dengan menghidupkan pusat pembinaan dan kompetisi berjenjang, industri cabor panahan dengan sendirinya akan lahir dan menjadi ekosistem ekonomi yang menunjang keberlanjutan cabor panahan.
“Tugas seorang atlet adalah berlatih dan berkompetisi. Jangan lagi mereka dibebankan dengan persoalan klasik tidak ada anggaran, hingga mereka juga harus mengeluarkan biaya sendiri. Biarkan mereka fokus berkompetisi dan hidup dengan tenang setelah masa pensiun nantinya. Mereka telah mempertaruhkan hidupnya untuk berkompetisi mengharumkan nama bangsa, jadi kita perlu pikirkan juga masa depan mereka,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Sabtu (17/12/2022).
Arsjad menambahkan, akselerasi prestasi dapat dilakukan melalui metode pembinaan berbasis sport science.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut bukan lagi asing mengingat talenta alamiah atlet harus diasah semaksimal mungkin sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga.