Pada gim kedua, Apriyani/Fadia sempat memimpin 3-1. Namun, Jongkolphan/Rawinda mampu mengejar lalu membalikkan skor menjadi unggul 5-3.
Permainan sabar Jongkolphan/Rawinda tampak membuahkan hasil. Mereka tak terlalu ngotot meladeni agresivitas Apriyani/Fadia.
Di lain sisi, Apriyani/Fadia yang kini menjadi satu-satunya ganda putri Indonesia tersisa tampak belum bisa keluar dari tekanan. Momentum didapatkan Jongkolphan/Rawinda dengan unggul 11-6 saat interval gim kedua.
Apriyani/Fadia coba bangkit setelah interval. Mereka bisa mencetak dua poin beruntun untuk memperkecil jarak menjadi 8-11
Apriyani/Fadia menunjukkan semangat pantang menyerah dan terus berupaya menyamakan poin. Sementara itu, Jongkolphan/Rawinda menampilkan defense tangguh untuk menahan gempuran lawan.
Sebuah reli panjang dimenangi Jongkolphan/Rawinda setelah bola pengembalian Apriyani menyangkut di net.
Pada skor 18-15 untuk keunggulan lawan, Apriyani sempat mendapat penanganan tim medis. Apriyani bisa kembali ke lapangan untuk melanjutkan pertandingan.
Jongkolphan/Rawinda tak menyia-nyiakan keunggulan. Mereka bisa mengambil gim kedua dengan skor 21-17 dan memaksa Apriyani/Fadia memainkan gim ketiga. Apriyani/Fadia unggul cepat 4-0 atas Jongkolphan/Rawinda pada awal gim penentuan.
Apriyani/Fadia sempat unggul 10-7, tetapi Jongkolphan/Rawinda bisa mengejar 10-10. Namun, Apri/Fadia bisa kembali unggul 11-10 saat interval gim ketiga.
Intensitas laga Apriyani/Fadia vs Jongkolphan/Rawinda meningkat selepas interval. Mereka beradu reli yang membuat publik Istora bergemuruh.
Saat tertinggal 14-13, Siti Fadia harus jatuh bangun untuk mengembalikan bola. Pengembalian gagal Jongkolphan lantas membuat skor menjadi imbang 14-14.
Smash beruntun Apriyani dan Fadia membawa mereka memimpin 15-14.
Namun lagi-lagi, Jongkolphan/Rawinda bisa mengejar. Saling kejar poin dengan diwarnai beberapa kali skor sama pun terjadi.
Jongkolphan/Rawinda akhirnya bisa menyudahi perlawanan Apriyani/Fadia pada gim ketiga dengan skor 21-18.