Dilansir Kompas.com, Hal tersebut diungkapkan oleh Jeka Saragih dalam suatu sesi wawancara virtual dari San Diego, Amerika Serikat, di mana ia tengah menjalani kamp latihan yang didukung oleh Mola.
"Saya latihan fokus di ground fighting," ujarnya menjawab pertanyaan terkait masukan dan instruksi sang pelatih, Marc Fiore, seusai Jeka mengalahkan petarung asal Korea Selatan, Ki Won-bin, pada babak semifinal di Abu Dhabi beberapa bulan lalu.
"Laga kemarin tak ada masukan, tetapi tetap harus mengubah pendekatan untuk menghadapi India ini karena beda lawan," kata dia.
"Apalagi, petarung India ini banyak omong. Mulutnya mau ditutup ini. Kalau petarung banyak latihan, dia banyak omong. Harus ditutup ini," ujar Jeka.
Jeka juga menambahkan bahwa komentar-komentar Jubli pun membuatnya dapat banyak pesan dari sesama petarung MMA tanah air.
"Banyak (yang mengirim pesan). Saya lalu kasih tahu pelatih saya (mengenai komentar lawan). Pelatih saya bilang: 'Aduh, ini anak kemarin sore sudah berbicara seperti ini'," ujarnya.
"Banyak rekan-rekan yang nitip agar saya bisa menghabisi dia. Tak usah dibilang saya juga pasti akan membungkamnya. Untung Jubli ngomong seperti itu, motivasi saya bertambah," kata Jeka.
"Setelah latihan saya masih termotivasi untuk menambah sesi. Kalau bisa, saya sampai tak bisa jalan setelah latihan."
Jeka pun menjelaskan bahwa ia dan sesama petarung MMA lokal lain tak terima pada perkataan Jubli yang mengutarakan dalam sebuah video bahwa fighter Indonesia belum satu kelas berdasarkan pengalaman dirinya berlatih di Bali.
"Mungkin sparring partnernya orang sana. Tapi, dia bilang Jeka bukan level saya. Untunglah dia bilang seperti itu jadi saya tambah termotivasi, lihat itu jadi terpacu," tutur Jeka Saragih.
Panas Sejak Face-off
Ketegangan terjadi dalam sesi face-off Jeka Saragih vs Anshul Jubli menjelang final Road to UFC.
Kedua petarung sampai harus dipisahkan.
Jeka Saragih akan bertarung dengan Anshul Jubli pada final kelas ringan untuk memperebutkan kontrak di UFC.