Perenang Indonesia peraih emas SEA Games 2023, Siman Sudartawa menjadi satu pihak yang mengutarakan kekecewaan itu dan bahkan meninggalkan kirab sebelum acara tuntas.
Baca juga: Kata PSSI Soal Atlet Cabang Olahraga Lain yang Merasa Tak Dihargai di Kirab Juara SEA Games 2023
Menurut Dito Ariotedjo acara sebenarnya telah bermula dengan baik di awal.
Ia mengapresiasi persiapan di halaman gedung Kemenpora yang menurutnya sangat seru dan menyenangkan karena ada beberapa artis yang datang seperti JKT 48, Marshel, dan juga Dustin.
"Memang karena menunggu atlet bola tadi akhirnya kita putuskan langsung mulai acaranya," ujar Dito seperti dikutip dari BolaSport.
"Ternyata ada kekecewaan dari atlet renang Siman (Sudartawa). Tapi, ini tidak juga kita berniat seperti itu."
Baca juga: Siman Sudartawa Ceritakan Beda Perlakuan Atlet SEA Games dan Skuad Timnas Indonesia di Kirab Juara
Dito mengutarakan bahwa pihaknya berinisiatif untuk mengadakan acara yang baru pertama kali bergulir ini.
Apalagi, kontingen Indonesia menutup SEA Games 2023 di urutan ketiga klasemen dengan perolehan 87 medali emas, 80 perak, dan 109 perunggu.
"Justru kita hari ini mencoba untuk mengapresiasi baru pertama kalinya atlet SEA Games ini kita apresiasi untuk pawai di Jakarta," tuturnya menambahkan.
"Menurut saya di SEA Games ini banyak sekali target-target yang sudah lama tidak terlampaui, contohnya dari jumlah medali emas, ini adalah perolehan emas terbanyak selama 20 tahun terakhir."
Ia memuji keberhasilan di mana kontingen Indonesia menjadi juara umum di tujuh cabang olahraga dengan empat atau lima mencetak sejarah seperti timnas basket putri yang mendapatkan emas pertama kali dan timnas sepak bola putra meraih medali emas setelah 32 tahun.
Tak hanya itu, hoki putra juga mendapat emas, kriket pun sama, dan atletik mendapatkan emas pertama di nomor 4x100 meret setelah 12 tahun.
Namun, keberhasilan timnas U22 Indonesia mendapatkan emas bisa dibilang paling menyita perhatian publik Tanah Air.
Sehingga, pihak Kemenpora berusaha menggabungkan antusiasme masyarakat kepada sepak bola dengna mempromosikan cabor-cabor lain.
"Ini budaya pertama di mana kita bisa dibilang memang menunggangi antusias masyarakat kepada bola dengan mempromosikan juga bahwa cabor-cabor lain juga berprestasi," tutur Dito.