TRIBUNNEWS.COM - Fakhreza Rakha menceritakan kisah pahit manisnya saat menjadi Libero di dunia voli.
Pemain bernama lengkap Fakrhreza Rakha Abhinaya ini merupakan peraih penghargaan Best Libero di ajang Asian Men's Volleyball Championship (AVC Mens 2023) di Bahrain.
Ia turut mengantarkan Bhayangkara Presisi menjadi runner-up di kejuaran bola voli antarklub se Asia itu.
Selain itu, Rakha sebelumnya juga turut mengantarkan timnas Indonesia meraih medali emas di SEA Games 2023.
Sementara di ajang Proliga 2023, ia juga membawa Bhayangkara Presisi meraih runner-up.
Rakha pun mengungkapkan cerita pahit manisnya menjadi seorang pemain libero voli.
Perjuangan pevoli berpostur 176 cm sebagai libero bukanlah hal yang mudah begitu saja.
Baca juga: Profil Fahreza Rakha: Best Libero di AVC Bahrain 2023, Dua Kali Bawa Timnya Jadi Runner Up Proliga
Sebagai libero, fisik yang capek serta tangan memerah tentu tidak asing baginya.
Dengan sedikit nada bercanda, ia pun menyarankan agar tidak menjadi libero jika tak mau lelah dan capek.
"Jangan jadi libero deh. Capek jadi libero. Latihan paling capek," ungkap Rakha saat berbincang di Podcast Si Jago Voli di kanal YouTube moji.social.
Tugas utama seorang libero adalah menerima ataupun menahan serangan lawan dan membuat permainan terus berjalan.
Sebagai seorang libero, ia pun harus mengerahkan segala kekuatan agar permainan tetap hidup.
Inilah yang terkadang membuat ia kesal. Misalnya saat ia mengejar bola agar tidak mati, namun justru saat berbalik menyerang gagal mendapatkan poin.
"Keluh kesahnya ada aja lah, misal kita sudah ngejar bola agar tidak mati," ungkap Rakha.
Baca juga: Kunci Konsistensi Performa Fahreza Rakha, Raih Emas SEA Games 2023 hingga jadi Best Libero se-Asia