Baginya, fokus ke pertandingan di fase grup menjadi hal yang paling utama alih-alih berandai-andai.
"Kalau dari aku pribadi memang fokus ke dari satu pertandingan ke pertandingan lain ya. Kalau fase grup, ya fokus di situ dulu aja," terang kekasih Doni Haryono tersebut
"Dan los aja sih apa yang ada dimaksimalkan dulu."
Salah satu yang menjadi uneg-uneg Wilda jelang AVC Challenge Cup 2023 ialah soal persiapan untuk melakukan pemusatan latihan agar lebih diperpanjang dan bersifatkan continue.
Dia memandang regenerasi skuad sangat dibutuhkan. Namun di sisi lain, pembentukan chemistry antar-pemain juga hal yang tak mudah.
Salah satu contoh yang diambil oleh Wilda ialah Thailand, di mana skuad utamanya tak mengalami perubahan. Tim yang dijuluki sebagai Ratu volinya ASEAN tersebut cenderung tak mengotak-atik line-up utama.
Namun dalam hal regenerasi tetap berjalan dengan memasukkan dua hingga tiga pemain muda.
"Kalau mau ngelihat tuh bisa Vietnam dan Thailand karena secara polanya mereka memiliki jangka panjang dalam pemusatan latihan."
"Karena secara potensi dan kualitas, kita tidak kalah dari Thailand," tegas Wilda Nurfadhilah Sugandi.
Berbicara soal target, pevoli berusia 28 tahun ini opstimis dan yakin untuk bisa membawa Timnas voli putri Indonesia memberikan hasil yang terbaik di AVC Challenge Cup 2023.
"Kalau target pasti ada ya dari PBVSI, namun dengan persiapan yang mepet ini, kita coba semaksimal mungkin ya. Ya semoga yang terbaik, targetnya juara Insha Allah."
Di akhir podcast, Wilda pun menyebut lawan yang sangat ingin dikalahkan Timnas voli putri Indonesia ialah Vietnam. Di mana pada perebutan tiket final SEA Games 2023, Wilda cs takluk dengan skor 3-2.
"Semuanya bagus-bagus. Vietnam juga, kita pengin ngalahin mereka. Kebetulan kita di tahun 2017 (SEA Games) dan Asean Grand Prix bisa ngalahin tapi pas SEA Games justru turun."
"Yok pokoknya bisa," kata pevoli yang akrab disapa Teh Kiwil ini.