TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) belum buka suara terkait prize money atau hadiah Indonesia Open 2023 yang telah di komplain oleh Viktor Axelsen asal Denmark.
Beda dengan Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) sekaligus selaku panitia Indonesia Open 2023 yang telah memberikan klarifikasi terkait kisruh soal prize money tersebut.
PBSI dalam karifikasinya menerangkan bahwa pembagian prize money atau hadiah itu adalah kewenangan dari BWF.
Sementara PBSI sebagai panitia Indonesia Open 2023 menjelaskan telah mengirimkan hadiah kepada BWF terkait hadiah Indonesia Open 2023 bahkan sebelum jatuh tempo.
Hal itu telah tertuang dalam klarifikasi PBSI pada hari Rabu (12/7/2023) melalui Instagram, @badminton.ina.
Baca juga: Punya Masalah Serupa dengan Axelsen, Gregoria Mariska Ngaku Belum Terima Hadiah Spain Masters 2023
"Saya sebagai Kabid Humas dan media PP PBSI menyampaikan bahwa distribusi pembagian prize money kepada juara sebuah turnamen adalah tugas federasi bulu tangkis dunia, dalam hal ini adalah BWF," ujar Broto Happy selaku Kabid Humas dan Media PBSI menerangkan.
"Panitia penyelenggara Kapal Api Group Indonesia Open 2023 melalui PP PBSI sudah menunaikan semua kewajiban dan tanggung jawab kepada BWF pada 5 Juli 2023 atau lima hari lebih cepat sebelum batas waktu yang ditentukan."
"Dan BWF juga sudah mengkonfirmasi telah menerimanya."
"Jadi kami berharap PP PBSI tidak lagi dilibatkan dalam polemik yang terjadi dan semoga isu ini tidak menjadi bola liar."
Klarifikasi ditambahi dengan pernyataan dari Dewan BWF dari Indonesia, Rudy Roedyanto yang mengatakan bahwa telah mengirimkan prize money sebelum jatuh tempo.
Di mana dia menerangkan BWF memberikan tenggat waktu tanggal 10 Juli untuk prize money.
Namun PBSI telah mengirimkannya pada tanggal 5 Juli. Hal itu sesuai dengan pernyataan Broto Happy dalam klarifikasinya.
"Due date dari Indonesia Open proze money adalah Juli 10, kita sudah setor tanggal 5 juli
"Due date dari IO prize money adalah 10 Juli, kita sdh setor tgl July 5. Tidak mungkin langsung di bayar, kan mereka mesti check ini itu dan transfer ke asosiasi. Kadang butuh waktu 1-2 hari tiba di account assosiasi," terang Rudy.
Sebelumnya, kisruh ini terjadi lantaran tunggal putra nomor 1 dunia menuliskan cuitan terkait dirinya yang terkena denda dari BWF.
Denda tersebut didapat oleh Viktor Axelsen tatkala sang atlet absen tanding di Singapore Open 2023 karena cedera.
Protes Soal Denda
Di Singapore Open 2023, Axelsen masuk dalam top committed players, yang berarti wajib hadir selama dua hari di tempat sebelum berlangsungnya turnamen.
Bila itu tidak dilakukan, maka akan didenda US$5000.
Hal itulah yang kini diprotes Axelsen.
Melalui cuitannya, ia terlihat keberatan dengan denda yang ada.
Baca juga: Viktor Axelsen Curhat di Medsos Belum Terima Hadiah Indonesia Open 2023, Ajukan Protes ke BWF
Dengan cedera yang ia alami, mau tidak mau Axelsen harus menepi untuk menjalani pemulihan.
"BWF ingin menjatuhkan denda US$5000 karena saya tidak hadir di Singapore Open selama dua hari sementara saya masih melakukan rehabilitasi pada masalah otot sebagai upaya agar bisa siap tampil di Indonesia."
"Dengan tiket penerbangan, hotel, dan tiket peluang, semua itu [biaya] mendekati US$5000. Dikombinasikan dengan tidak mampu menjalani rehabilitasi yang layak dan latihan agar bisa siap tampil di ajang Super 1000," cuit Axelsen.
Curhat di Twitter Terkait Hadiah Indonesia Open 2023
Buntut dari denda tersebut, Viktor Axelsen menyenggol terkait hadiah Indonesia Open 2023 yang belum dia dapatkan.
Dalam unggahannya, Axelsen lantas menyertakan poin-poin BWF yang mengikat soal aturan pemberian prize money.
"Ironisnya, kami belum menerima prize money dari Indonesia yang seharusnya sudah ada di rekening pemain saat ini. Oh, sungguh ironi," tutur Axelsen.
Merupakan turnamen berlabel Super 1000, Indonesia Open 2023 menyajikan total hadiah yang menggiurkan.
Untuk Indonesia Open 2023, BWF menyiapkan prize money sebesar USD 1.250.000 atau sekitar Rp18,5 miliar, nyaris menyentuh angka 20 miliar.
Dan untuk juara sektor tunggal putra, Axelsen harusnya mendapat hadiah uang tunai senilai USD 87,500 atau setara dengan Rp 1,3 miliar.
Bahkan di unggahannya, dengan lantang ia menyenggol admin BWF dengan harapan bisa ditindak lanjuti.
(Tribunnews.com/Niken, Isnaini)