TRIBUNNEWS.COM - Naturalisasi menjadi bahasan yang terdengar tak asing bagi cabang olahraga sepak bola maupun basket di Indonesia, namun beda halnya dalam hal bola voli.
Baru-baru ini Federasi Bola Voli Dunia (FIVB) memperbarui aturan suatu negara yang ingin melakukan naturalisasi pemain voli di mana kebijakan tersebut baru berlaku mulai 21 September mendatang.
Dan teraktual, isunya ada salah satu pevoli milik Jakarta Bhayangkara Presisi yang masuk proyek naturalisasi pertama.
Nama pevoli yang dirumorkan akan menjadi naturalisasi 'debutan' di Indonesia menyasar nama Henry Jose Pelayo Bernal.
Baca juga: Kata Fahry Septian soal Debut Bersama SKV Montana atau Bela Timnas Voli Indonesia di Kejuaraan Asia
Ada beragam teori cocoklogi yang menyebutkan mengapa dugaan Henry Jose Pelayo Bernal akan dinaturalisasi Indonesia menguat.
Pertama, sejak didatangkan untuk mengarungi Proliga 2023, Henry Jose Pelayo Bernal tidak dipakai sama sekali selama kompetisi.
Tim voli milik korps Polri tersebut memilih menggunakan jasa Garrett Muagututia (Australia) dan Daudi Okello (Uganda).
Menariknya, selepas Proliga 2023, Henry Jose Pelayo Bernal masih terus bermain dan berlatih di tim Jakarta Bhayangkara Presisi.
Pun ketika berlaga di AVC Club Championship for Men di Bahrain, Henry Pelayo Bernal didaftarkan masuk skuad Jakarta Bhayangkara Presisi. Meski endingnya, pevoli asal Kuba ini tidak bermain sama sekali.
Ini menjadi tanda tanya besar di kalangan volimania Tanah Air. Pertanyaan kemudian bermunculan, apakah middle blocker asal Kuba kelahiran 1 April 2021 ini masuk proyek naturalisasi Indonesia.
Mengingat kini usianya baru 22 tahun, dan prospek untuk menjadi pevoli pertama naturalisasi Indonesia jelas terbuka lebar.
Apalagi dia mempunyai postur di atas 2 meter. Jelas menjadi nilai tambah bagi skuad Indonesia jika isu tersebut nantinya terlaksana.
Dia juga belum tergabung di timnas senior Kuba. Mentok capsnya bersama timnas Kuba ialah di level U21.
Lantas yang menjadi pertanyaan lagi, bagaimana regulasi terbaru yang dirilis oleh FIVB, mengingat per 23 Juni lalu ada upgrade kebijakan soal naturalisasi pemain.