Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Primaya Heart Race, event olahraga virtual untuk perayaan ulang tahun Primaya Hospital kembali hadir di tahun 2023.
Ajang tahun ini diadakan dengan konsep bergerak untuk berbagi yakni pencapaian kilometer setiap tim akan dikonversi ke dalam nilai rupiah untuk penyelenggaraan operasi katarak gratis untuk pahlawan (veteran) dan pahlawan tanpa tanda jasa atau guru di Semarang.
Kota semarang dipilih karena saat ini masih banyaknya kebutuhan operasi katarak untuk warga Semarang dan sekitarnya.
Tahun 2023, merupakan tahun ke-3 diadakannya sebuah event olahraga dengan aktifitas berjalan, berlari dan bersepeda yang dilakukan secara virtual sehingga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
CEO Primaya Hospital, Leona A Karnali mengatakan, lari virtual ini berlangsung selama satu bulan mulai dari tanggal 22 Juli 2023 hingga 23 Agustus 2023.
"Kami lakukan Heart Race dilakukan secara berkelompok, dengan jumlah anggota 5 hingga 10 orang.
"Untuk mengikuti kegiatan ini, peserta cukup mengunduh aplikasi Strava yang berfungsi untuk menghitung kilometer aktifitas peserta, dan aplikasi dan Aktivin berperan untuk mengumpulkan data seluruh peserta dan mengolah data peserta sehingga nanti dapat dilihat tim mana saja yang telah mencapai target." katanya.
Tahun lalu berhasil mengajak 1828 peserta, dengan 186 tim jalan/lari dan 25 tim sepeda.
Peserta berasal dari berbagai kota di Indonesia mulai dari Jakarta, Bekasi, Karawang, Bogor, Bandung, Tangerang, Sukabumi, Depok, Malang, Wonogiri, Pati, Pangkal Pinang, Medan, Makassar, Balikpapan, Pare Pare, Luwu, Gowa, hingga Manokwari.
Peserta berhasil mencapai total 214,949.87 kilometer dalam periode satu bulan beraktifitas.
"Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan mengajak masyarakat untuk bergaya hidup sehat melalui olahraga, sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap program GERMAS yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia," kata Plt Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Nida Rohmawati, MPH.