TRIBUNNEWS.COM - Hasil MotoGP Inggris 2023 yang akan berlangsung di Sirkuit Silverstone akan diketahui setelah balapan rampung berlangsung, Minggu (6/8/2023) jam 19.00 WIB.
Menariknya ada satu fakta dari hasil MotoGP Inggris dari edisi sebelumnya yang cenderung berpihak kepada tim pabrikan.
Sekaligus MotoGP Inggris menempatkan second team alias tim-tim pabrikan tak ubahnya seperti anak tiri ketika mengaspal di Sirkuit Silverstone.
Sejak MotoGP 4-Tak diperkenalkan musim 2002, Silverstone sudah 11 kali menggelar ajang balap kelas premier terhitung dari tahun 2010.
Sejumlah pembalap secara bergiliran naik podium kemenangan.
Baca juga: Starting Grid MotoGP Hari Ini: Marco Bezzecchi Pole, Alex Marquez yang Diuntungkan
Pembalap asal Spanyol, Jorge Lorenzo bisa dibilangs ebagai rajanya Silverstone. Juara dunia MotoGP 3 kali ini membukukan 3 kali finis sebagai posisi pertama.
Namun ada fakta menarik dari hasil MotoGP Inggris di Silverstone sejak 2010.
Dirangkum dari laman resmi MotoGP, Grand Prix Inggris tidak pernah sekalipun menempatkan pembalap non-pabrikan sebagai pemenang.
Artinya, selalu pembalap yang berasal dari tim pabrikan lah yang merajai MotoGP Inggris.
Jorge Lorenzo tiga kali meraih kemenangan di Inggris (2010, 2012, dan 2013) saat masih menjadi pembalap Movistar Yamaha.
Kemudian Casey Stoner (2011) sukses merajai GP Inggris ketika membela pabrikan Honda. Estafet pembalap asal Australia ini dilanjutkan pada tahun 2014 oleh Marc Marquez (Honda).
Kemudian secara beruntun Valentino Rossi (Yamaha, 2015), Maverick Vinales (Suzuki, 2016), Andrea Dovizioso (Ducati, 2017), Alex Rins (Suzuki, 2019), Fabio Quartararo (Yamaha, 2021) dan Francesco Bagnaia (Ducati, 2022) meraih kemenangan masing-masing sekali di Inggris.
Beradasarkan data di atas, tidak ada nama pembalap yang membela tim satelit yang bisa naik podium kemenangan di SIlverstone. Fakta ini menunjukkan bagaimana supremasi tim pabrikan layaknya anak emas, dan tim satelit tak ubahnya anak tiri di MotoGP Inggris.
Kendati statistik itu tidak bisa menjadi tolak ukur secara keseluruhan. Namun justru sebaliknya, dapat digunakan sebagai motivasi bagi pembalap non-pabrikan untuk menghapus stigma itu.