“Ya, tapi saya memenangkan balapan pada 2019 dengan bar 2.1 dan 2.2. Masalahnya adalah kami memiliki tekanan ban depan di dasbor, dan jika melebihi 2.1, Anda memiliki alarm, dan Anda tahu Anda akan memiliki lebih banyak penguncian," jelas The Baby Alien.
Baca juga: Bursa Transfer Pembalap MotoGP: Fabio Quartararo Dilirik Honda, Joan Mir di Ambang Pensiun
Dari permasalahan itu munculah diskusi terkait bagaimana mengatasi satu hal yang menghalangi Marquez tersebut.
Namun Marquez mengaku bahwa dia akan menyiapkan siasat baru lantaran dari pabrikan ban telah memberikan warning terlebih dulu.
Pasalnya jika tidak dengan siasat baru, sang juara dunia itu harus menemui kemungkinan terburuk yakni ban yang meledak.
"Ada banyak diskusi [tentang sistem real-time yang baru] tetapi pada akhirnya, jika pabrikan ban mengatakan itu demi keselamatan, kami harus mengikuti aturan itu. Kita perlu melupakan sedikit tentang performanya: Jika terkunci, rem sedikit lebih awal, dan kemudian tidak akan terkunci."
"Tentu saja, saya adalah salah satu dari orang-orang yang menginginkan performa pada motor, tetapi jika pabrikan ban mengatakan itu berbahaya, ban bisa meledak, kami perlu mengubah sesuatu. Dan saya setuju dengan aturan itu."
Ini akan jadi ujian berat selanjutnya bagi Marc Marquez mengingat dia cukup sulit untuk menjinakkan motornya.
Sebab seperti diketahui, motor besutan Honda saat ini bukanlah termasuk kuda besi yang kompetitif di MotoGP 2023.
Hal itu yang membuat Marquez kian sulit untuk menunjukkan tajinya kala mengarungi musim MotoGP 2023.
Kendati demikian jika merunut pernyataannya, Marquez cukup optimis bisa menetapkan siasat yang tepat demi kompetitif di trek balap.
(Tribunnews.com/Niken)