Menariknya, strategi baru yang digunakan oleh Apriyani/Fadia adalah dengan banyak tersenyum selama pertandingan.
Itu yang membuat Apriyani/Fadia lebih bisa menikmati pertandingan dan selalu menjaga fokus.
"Alhamdulillah bisa menang dan bermain baik untuk lolos ke final. Kami menikmati pertandingan, poin demi poin. Selalu komunikasi dengan Fadia dan Koh Eng Hian dan Kak Rionny Mainaky," ujar Apriyani dilansir SPOTV Indonesia.
"Tak terbayangkan, kami bisa ke final Kejuaraan Dunia. Semoga jadi mimpi yang bisa terwujud besok."
"Terima kasih ke Fadia, yang bermain baik hari ini. Di lapangan, sangat positif aura kami. Saya senyum, Fadia tampil garang. Semua bisa menyatu di lapangan."
Apriyani juga menerangkan selama tampil di Kejuaraan Dunia BWF 2023 kali ini suasananya sama seperi saat mentas di Olimpiade Tokyo 2020 lalu.
Dia mengaku siap tampil dengan mentalitas yang lebih kuat namun tetap berupaya untuk mengontrol segalanya selama bertanding.
"Saya turun bertanding dengan membawa aura positif seperti di Olimpiade Tokyo silam dengan mentalitas yang kuat. Tak terlalu over dan bisa mengontrol. Kami bisa menguasai dan kami akan saling mengingatkan. Ini yang jadi kunci kemenangan kami hari ini."
"Sangat bahagia bisa ke final. Tetapi kami tidak boleh over karena masih ada pertandingan final besok. Besok kami akan hajar lawan dan menikmati pertandingan saja," terang Apriyani.
Sebaliknya, Fadia yang lebih junior justru mengaku sempat merasakan nerveous yang luar biasa ketika poin kritis di laga melawan Kim/Kong tadi.
Untungnya dia masih bisa mengontrol dengan baik dan justru Fadia lah yang menutup gim kedua dengan sergapan ciamiknya di depan net yang sulit dikembalikan oleh Kim.
"Tak menduga kami bisa bermain luar biasa. Kami bisa menikmati poin demi poin. Meskipun begitu, saya sempat gemeter juga," tutur Fadia.
"Untuk pertandingan final, dipersiapkan kondisi, jaga pikiran, fokus. Juga harus tetap percaya diri untuk menghadapi pertandingan final besok," tukasnya.
(Tribunnews.com/Niken)