TRIBUNNEWS.COM - Perebutan medali emas pada final voli putra Asian Games 2023 menghadirkan sorotan yang tertuju kepada China.
Tim voli putra China membidik keping medali emas pada Asian Games 2023 sekaligus mengakhiri penantian seperempat abad alias 25 tahun.
China terakhir kali meraih keping medali tertinggi pada cabor voli putra Asian Games pada edisi 1995 di Bangkong, Thailand.
Jika ditotal, tim voli putra Negeri Tirai Bambu membukukan tiga medali emas Asian Games meliputi 1986, 1990, dan 1998.
Baca juga: Voli Asian Games 2023 - Indonesia vs Korea Selatan, Jaga Muka ASEAN dan Ajang Lunasi Utang Dendam
Dirangkum dari laman resmi AVC, China pada Asian Games 2018, berada di peringkat ke-9, atau di bawah Indonesia (peringkat ke-6) setelah bertemu Iran pada babak 16 besar.
Sementara itu, Iran selangkah lebih dekat untuk meraih hattrick gelar Asian Games.
Iran merupakan peraih medali emas voli putra Asian Games dalam 2 edisi beruntun yakni pada 2014 dan 2018.
Panggung final yang menggemparkan telah disiapkan untuk menandai berakhirnya kompetisi bola voli putra setelah delapan hari yang sibuk pada Asian Games 2022.
Baik China maupun Iran diharapkan untuk terus berusaha mencapai batas kemampuan mereka, tanpa meninggalkan kebutuhan yang terlewat dalam usaha mereka mewujudkan impian Asian Games.
China finis keempat pada Asian Games 2002 di Busan, Korea, meraih medali perak pada Asian Games 2006 di Qatar dan menempati posisi keempat pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
China harus gigit jari setelah menyelesaikan Asian Games 2010 di kandang sendiri dan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Iran, di sisi lain, adalah peraih medali emas Asian Games dua kali berturut-turut dan pemenang Kejuaraan Voli Asia 2019 dan 2021.
Namun, setelah kekalahan telak dari Jepang pada final Kejuaraan Voli Asia 2023 di hadapan publik sendiri, Iran mengincar kebangkitan besar.
Dan kebanggaan yang hilang bisa diperoleh kembali di Hangzhou, di mana mereka mengincar kemenangan ketiga secara beruntun pada penyelenggaraan Asian Games.