"Yang ketiga namanya kelas hunter, nah kelas hunter ini salah satu nomor jumping yang pertama kali dipertandingkan di Indonesia. Jadi dalam satu arena, kudanya lebih dari satu menit panjangnya minimum 1 kilometer, itu syarat dari FEI, nah itu lah yang membedakan dan kesulitan yang banyak saya lihat di event ini dan banyak yang lolos atau qualified dari nomor-nomor tadi, itu artinya pembinaan olahraga equistrian ini berjalan," jelasnya.
Sementara itu, atlet Equinara Horses Sport, Ferry Wahyu Hadiyanto, berhasil keluar sebagai juara FEI CS1*-W Qualifier-1 SEA League 140 cm.
Ferry yang menunggangi kuda Cascadella meraih gelar juara dengan catatan waktu 82,42 detik, dengan 12 penalti.
Atlet berkuda kawakan itu dibayangi oleh Yanyan Hadiansah dari Almor Stable dengan kuda tunggangan Juliette, yang mencatatkan waktu 85,42 detik, yang juga menerima 12 penalti.
Lebih lanjut, Adinda Yuanita berharap makin banyak atlet Indonesia yang bisa menaklukan rintangan-rintangan jumping di ajang yang akan datang.
"Harapannya ya tentu sekarang ini kan ada hampir 200 ekor kuda dengan kelas-kelas yang tadi dan kesulitan itu saja sudah ada yang melewati hal-hal yang kami sendiri enggak menyangka," ungkap Adinda.
"Model untuk kualifikasi Olimpiade saja sudah berapa ekor yang bisa finis. Harapan saya di event berikutnya makin meningkat lagi. Mungkin tadi penaltinya masih 12, kami berharap clear round. Artinya, kalau bisa clear round, Indonsa bisa menang Olimpiade loh. Jadi ya itu optimismenya kami," pungkasnya.