TRIBUNNEWS.COM - Tunggal putra cukup sering 'menggendong' prestasi kontingen Indonesia di turnamen badminton dalam beberapa periode terakhir.
Baik itu Jonatan Christie, Anthony Ginting, hingga Chico Aura, ketiganya pernah menjaga nama Indonesia tatkala nyaris nirgelar.
Demi bisa terus berprestasi, Coach Harry Hartono meminta anak asuhnya untuk meningkatkan konsistensinya.
Dengan harapan, apapun kondisi tim badminton Indonesia, tunggal putra tetap bisa berprestasi.
Sejauh ini Harry menilai bahwa anak asuhnya sudah menunjukkan performa apiknya.
Baca juga: Update Ranking BWF World Tour Finals 2023: Apriyani/Fadia Sudah Ditunggu Fajar/Rian & Jorji
Hanya saja beberapa kali setelah pindah turnamen, pemainnya kurang konsisten.
Walhasil hasil minor juga cukup sering didapat oleh Ginting dan kolega.
"Keempat pemain itu sudah tampil maksimal. Cuma kekalahannya terjadi saat terjadi perubahan pola bermain," jelas Harry dilansir djarumbadminton.
"Para pemain kita harus belajar tampil lebih konsisten lagi."
Untuk kekurangan jelas ada. Hanya saja Harry menerangkan bahwa tidak begitu banyak.
Namun satu hal yang perlu ditingkatkan adalah konsistensi di tiap turnamen.
"Kekurangan mereka sebenarnya tidak terlalu banyak. Tetapi ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan dan itu begitu penting," jelasnya.
Sektor Tunggal jadi Tumpuan
Jika melihat kiprah tim badminton dalam beberapa waktu terakhir, sektor tunggal kerapkali jadi tumpuan utama.
Bukan hanya tunggal putri, tapi juga tunggal putra lewat Jonatan Christie dan Anthony Ginting.
Padahal kalau dibandingkan dengan tahun 2022, ganda putra justru gacor dan sering menyumbang gelar.
Khususnya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang langganan masuk final hingga jadi juara.
Tak heran jika Fajar/Rian berhasil menjadi ganda putra nomor 1 dunia pada akhir tahun 2022 lalu.
Sayang, performa eks ganda putra ranking 1 dunia justru tengah menurun drastis.
Sejak terakhir kali juara All England 2023, Fajri - julukan Fajar/Rian, belum pernah juara lagi.
Laju terjauh Fajar/Rian sejak juara All England adalah runner-up Korea Open 2023.
Setelah itu mereka belum lagi menjajaki partai final dalam beberapa turnamen terakhir.
Walau Fajar/Rian melempem, sejatinya ada Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang cukup konsisten.
Bakri - sapaan Bagas/Fikri, beberapa kali melesat ke final namun gagal merealisasikan jadi juara.
Contohnya di French Open dan Denmark Open di mana mereka berhasil ke final.
Namun sayang, perjuangan Bakri bak antiklimaks karena selalu berakhir sebagai runner-up.
Beda dengan sektor tunggal, Gregoria, Ginting, dan Jojo malah bergantian menggendong tim badminton Indonesia.
Sejak Fajar/Rian juara All England 2023, kontingen Indonesia cukup seret gelar juara.
Tapi, Jorji - sapaan Gregoria, justru memberikan kejutan tatkala mentas di Madrid Spain Masters 2023.
Dia berhasil mencapai final keduanya di BWF World Tour yang mana kala itu berlabel super 300.
Berhadapan dengan Pusarla V Sindhu, Jorji menang lewat dua gim langsung dan berhak menjadi juara.
Itu jadi gelar juara pertama Jorji di ajang BWF World Tour sejak berkarier di dunia bulu tangkis.
Bukan hanya di Madrid, kekasih Mikha Angelo itu juga melanjutkan konsistensinya di tiap turnamen.
Kini wanita asal Wonogiri itu menjajaki final ketiganya selama tahun 2023 ini.
Bukan cuma Jorji, Ginting dan Jojo juga pernah merasakan situasi yang sama.
Ginting pernah menjadi penyelamat wajah Indonesia di Badminton Asia Championships 2023.
Dia berhasil menjadi juara di saat performa kompatriotnya memble.
Konsistensi Ginting berlanjut di Singapore Open dan berhasil back to back juara.
Tak berhenti di Negeri Singa, Ginting juga menyalakan ambisinya di Indonesia Open 2023.
Sayang, laju Ginting untuk jadi juara di Istora digagalkan oleh Viktor Axelsen (Denmark).
Meski demikian, konsistensi Ginting patut diacungi jempol lantaran tiga turnamen beruntun ke final.
Sementara itu, Jojo yang performanya sempat naik turun sepanjang tahun 2023 tetap menunjukkan tajinya.
Pria kelahiran 1997 itu juga kerap menyelamatkan wajah badminton Indonesia tahun 2023 ini.
Mulai dari Indonesia Masters, Hong Kong Open, hingga French Open.
Ketiga turnamen itu berhasil dimenangkan oleh Jojo di saat wakil Indonesia memble.
Melihat catatan apik pemain tunggal di tahun 2023 ini, tampaknya tak heran jika mereka jadi tukang gendong tim Indonesia.
Pasalnya jika dibandingkan dengan ganda putra, Fajar/Rian cs performanya tak sesangar tahun 2022 lalu.
Maka dari itu, menarik dinantikan kebangkitan ganda putra Indonesia di turnamen selanjutnya.
Bukan hanya ganda putra, diharapkan semua sektor tim badminton Indonesia bisa konsisten di akhir tahun 2023 ini.
Turnamen selanjutnya yang sudah menanti delegasi Indonesia bertajuk China Masters 2023.
China Masters 2023 dijadwalkan mulai pada 21-26 November mendatang.
(Tribunnews.com/Niken)