"Kami juga punya yang namanya personal progres report, terkait dengan stamina, latihan, dsb, dan nanti itu ada dua (kategori), siap tanding atau siap menang."
"Dan kita akan melihat yang siap menang, bukan cuma siap tanding. Karena kami punya tagline, bertanding untuk menang. Nanti kita lihat, jangan sampai ada resiko cedera atau kurang fit. Jadi kita coba mengelola lagi (plotting) turnamennya agar tidak terlalu deket waktunya (padat) agar bisa optimal."
Permasalahan kedua adalah terkait disiplin yang akan ditekankan lagi kepada jajaran atlet besutan PBSI.
Khususnya, Firman menyebut soal penggunaan gadget yang mana diharapkan tidak mengganggu saat berlatih.
"Yang kedua, disiplin. Kita menghadapi situasi yang baru, menghadapi Gen Z, terkait dengan gadgetnya. Tapi tetep kita dorong berlatih, konsentrasi, serta komitmen mereka (atlet) kita dorong lagi."
Penyebab terakhir, Firman menggarisbawahi soal chemistry antara atlet dengan pelatih yang dinilai belum optimal.
Di mana menurutnya, pelatih merupakan faktor penting bagi seorang atlet ketika bertanding di satu turnamen.
Yang mana dalam kasus Asian Games 2023, ada atlet dan pelatih yang chemistrynya kurang bagus sehingga membuat penampilan kurang mengesankan.
"Yang terakhir, itu soal chemistry dengan pelatih. Karena dianggap bisa melahirkan atlet terbaik, pelatihnya tingkat permintaanya juga tinggi. Sehingga ketika terjadi perubahan struktur kepelatihan ini, berpengaruh dengan pemainnya," tutur Firman.
"Karena peran pelatih ini bukan hanya untuk melatih tapi juga meng-assist atlet ketika turnamen berlangsung. Mereka (pelatih) yang secara komperhensif melihat secara langsung apa yang terjadi dengan atlet kita, lawan, itu akan lahir instruksi apa yang harus dilakukan."
"Jika chemistrynya kurang nih, maka peran kepelatihan sebagai pendamping dalam turnamen tidak begitu optimal."
Dari raihan minor di Asian Games, Firman mengaku telah menemukan biang permasalahan lalu segera melalukan evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan oleh Firman dan jajaran PBSI, jadi pelecut untuk mempersiapkan wakil Indonesia yang akan menghadapi perebutan tiket Olimpiade Paris 2024.
"Inilah 3 hal yang kita coba atasi dan dari situ kita bentuk satgasnya, kelompok kerja Road to Olympic, dan hasilnya langsung nampak," tukasnya.
(Tribunnews.com/Niken)