News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BWF World Tour

Ketum PBSI Sebut Chemistry Pelatih Jadi Penyebab Badminton Indonesia Nirgelar Asian Games 2023

Penulis: Niken Thalia
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketum PBSI Sebut Chemistry Pelatih Jadi Penyebab Badminton Indonesia Nirgelar Asian Games 2023 - Ketua umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Agung Firman Sampurna dalam program Diksi Media Indonesia menjelaskan soal prestasi badminton Indonesia di tahun 2023, Minggu (31/12/2023).

"Kami juga punya yang namanya personal progres report, terkait dengan stamina, latihan, dsb, dan nanti itu ada dua (kategori), siap tanding atau siap menang."

"Dan kita akan melihat yang siap menang, bukan cuma siap tanding. Karena kami punya tagline, bertanding untuk menang. Nanti kita lihat, jangan sampai ada resiko cedera atau kurang fit. Jadi kita coba mengelola lagi (plotting) turnamennya agar tidak terlalu deket waktunya (padat) agar bisa optimal."

Permasalahan kedua adalah terkait disiplin yang akan ditekankan lagi kepada jajaran atlet besutan PBSI.

Khususnya, Firman menyebut soal penggunaan gadget yang mana diharapkan tidak mengganggu saat berlatih.

"Yang kedua, disiplin. Kita menghadapi situasi yang baru, menghadapi Gen Z, terkait dengan gadgetnya. Tapi tetep kita dorong berlatih, konsentrasi, serta komitmen mereka (atlet) kita dorong lagi."

Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia kembali melawan Akane Yamaguchi dari Jepang pada pertandingan semifinal tunggal putri mereka di turnamen Bulu Tangkis Hong Kong Open 2023 di Hong Kong pada 16 September 2023. (PETER TAMAN / AFP)

Penyebab terakhir, Firman menggarisbawahi soal chemistry antara atlet dengan pelatih yang dinilai belum optimal.

Di mana menurutnya, pelatih merupakan faktor penting bagi seorang atlet ketika bertanding di satu turnamen.

Yang mana dalam kasus Asian Games 2023, ada atlet dan pelatih yang chemistrynya kurang bagus sehingga membuat penampilan kurang mengesankan.

"Yang terakhir, itu soal chemistry dengan pelatih. Karena dianggap bisa melahirkan atlet terbaik, pelatihnya tingkat permintaanya juga tinggi. Sehingga ketika terjadi perubahan struktur kepelatihan ini, berpengaruh dengan pemainnya," tutur Firman.

"Karena peran pelatih ini bukan hanya untuk melatih tapi juga meng-assist atlet ketika turnamen berlangsung. Mereka (pelatih) yang secara komperhensif melihat secara langsung apa yang terjadi dengan atlet kita, lawan, itu akan lahir instruksi apa yang harus dilakukan."

"Jika chemistrynya kurang nih, maka peran kepelatihan sebagai pendamping dalam turnamen tidak begitu optimal."

Dari raihan minor di Asian Games, Firman mengaku telah menemukan biang permasalahan lalu segera melalukan evaluasi.

Evaluasi yang dilakukan oleh Firman dan jajaran PBSI, jadi pelecut untuk mempersiapkan wakil Indonesia yang akan menghadapi perebutan tiket Olimpiade Paris 2024.

"Inilah 3 hal yang kita coba atasi dan dari situ kita bentuk satgasnya, kelompok kerja Road to Olympic, dan hasilnya langsung nampak," tukasnya.

(Tribunnews.com/Niken)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini