Dukungan untuk skema baru pembagian poin F1 diutarakan CEO tim Red Bull, Christian Horner.
Horner maklum dengan adanya usulan tersebut lantaran beratnya balapan yang harus dijalani setiap tim.
Hal itu tak sebanding dengan ganjaran yang diterima pembalap mereka.
Pasalnya hanya ada 10 pembalap saja yang mendapatkan poin.
Harapannya dengan tambahan 12 pembalap yang mendapat poin, balapan bisa menjadi lebih kompetitif ke depannya.
"Kompetisi ini sangat brutal, ada poin yang sangat berharga untuk diraih tim yang berada di antara peringkat keenam dan kesepuluh," ungkap Horner.
"Anda harus menganalisa tentang kemungkinan perubahan pemberian poin tersebut," sambungnya.
Pendapat serupa dikatakan oleh Fred Vasseur.
Fred Vasseur sendiri merupakan Team Principal Ferrari yang sudah sarat pengalaman.
Penambahan distribusi poin tersebut akan membuat pembalap di luar 10 besar lebih terpacu mendapatkan angka.
"Saya tidak menentangnya, apalagi saya datang dari Alfa Romeo, saya mengerti benar sudut pandang ini," ujar Fred Vasseur.
"Saat ini jika Anda finish di urutan 11, Anda tidak mendapatkan poin."
"Hal itu sama saja seperti Anda mengakhiri balapan di peringkat 20," paparnya.
Ajang Formula 1 sendiri memang tak kaku dengan adanya perubahan.
Sebuah contoh kecil tetapi signifikan terhampar pada tahun 2010 lalu.
Di mana saat itu distribusi poin mengalami perubahan untuk pertama kali.
Sebelumnya, hanya pembalap yang mengakhiri balapan di posisi 1 sampai 7 yang mendapatkan poin.
Dengan adanya perubahan tersebut, distribusi poin menyasar hingga peringkat 10.
(Tribunnews.com/Guruh)