"Faktanya, olahraga voli Korea sempat meresahkan karena berbeda dengan kesuksesan V-League, daya saing timnas justru menurun," terang Abbondanza dikutip dari laman Naver.
"Dalam hal perekrutan pemain, regulasi harus diubah agar masing-masing tim bisa bebas mencari pemain baru sesuai kebutuhan," tambah pelatih asal Italia.
Komentar serupa juga disampaikan Tommi Tiilikainen.
Menurutnya, sistem try-out yang diterapkan KOVO terlalu membuang waktu dan hasilnya tidak maksimal, karena secara opsi terbilang terbatas.
"Lebih baik langsung berikan keleluasaan dalam hal transfer daripada mengadakan try-out, setiap pelatih memiliki patokan masing-masing dalam permainan," sambung juru taktik berkebangsaan Finlandia ini.
KOVO memang lama menerapkan sisten try-out untuk pemain asingnya. Namun untuk Asia Quarter, Liga Voli Korea 2024/2025 merupakan musim kedua kebijakan tersebut dilakukan.
Menarik untuk dinantikan bagaimana respons KOVO menyikapi keluhan yang disampaikan oleh para pelatih V-League Korea Volleyball soal regulasi transfer pemain.
(Tribunnews.com/Giri)