Agung melihat sikap dari Riski berlebihan, lantaran sampai memukul tiang net.
"Kartu merah itu sebenarnya bukan karena sikap Al Chadadi, tapi karena Riski disitu."
"Dia merupakan pemain yang agak keras. Dia bereaksi sampai memukul tiang tiba-tiba itu," kata Agung.
Itu yang membuat keluarnya kartu merah, karena kartu kuning tadi juga berlaku untuk satu tim.
Baca juga: Viral Insiden Referee Challenge di Proliga 2024: Yolla Protes ke Wasit, Megawati Kesal
Adapun Agung juga menjelaskan awal mula dari protes yang dilakukan Al Hachdadi terhadap dugaan pelanggaran center line fault Fahri Septian.
Dari kacamatanya sebagai wasit yang berdiri di sisi lapangan, tentu Agung memiliki pandangan yang lebih luas dalam momen itu.
Ia melihat bola memang sudah tidak bisa lagi dikejar oleh pemain Sumsel Babel, dan itu juga tidak bisa di challenge.
"Untuk kejadian kemarin memang saya lihat bahwa bola itu sudah mati karena bola ke libero itu saja sudah mukul, itu baru Fahrinya menyeberangi center line."
"Itu kalau di challenge sudah gak bisa. Pandangan wasit sudah lihat bener kalau bola itu sudah mati apalagi larinya ke luar lapangan di luar ad board dan sudah tidak bisa diambil," terang Agung.
"Memang bola belum nyentuh lapangan tapi itu sudah tidak bisa diambil keluar dari ad board."
"Itu jadi sikonnya kenapa akhirnya Fahri lewatpun tidak jadi satu fault, itu yang diprotes kemarin," timpal Rama Sugianto.
Adapun perihal sanksi dari kartu merah yang dikeluarkan wasit, hal itu berbuah pada poin cuma-cuma untuk LavAni.
Agung pun lantas menjelaskan mengenai kartu-kartu yang ada di permainan bola voli.
Kartu kuning artinya merupakan tanda peringatan keras. Lalu sanksi kartu merah berarti tim lawan akan mendapat satu poin.
"Kartu kuning itu artinya peringatan, kalau merah itu poin buat tim lawan."
"Terus kalau misalnya serve dari tim seberang, ketika merah serve nya juga ikut pindah," ungkapnya.
Namun perlu dicatat, kedua kartu itu juga bisa diberikan dalam waktu bersamaan dengan kartu merah.
"Kalau kuning dan merah di satu tangan itu itu pemainnya nggak boleh main satu set sampai selesai,"
"Kalau kartu kuning dan merah beda tangan, pemain harus keluar dari lapangan," jelas wasit Agung.
Dulu memang sempat ada peraturan bangku penalti. Namun untuk saat ini peraturan tersebut sudah tidak berlaku.
Peraturan terbaru dari PBVSI, pemain yang dapat kartu kuning ataupun kartu merah di satu tangan atau pemain yang dapat kartu kuning dan juga kartu merah di dua tangan, bukan lagi di bangku penalti tapi ke ruang ganti atau di tribun.
(Tribunnews.com/Giri, Tio)