News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulu Tangkis

Turut Berduka atas Meninggalnya Zhang Zhi Jie, Gregoria Mariska Desak BWF Ubah Regulasi soal Medis

Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pebulu Tangkis Tunggal Putri Gregoria Mariska Tunjung melawan Supanida Katethong pada babak 16 besar Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024). Turut berduka atas meninggalnya Zhang Zhi Jie, Gregoria mendesak BWF untuk mengubah regulasi terkait penanganan medis. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska, turut berduka atas meninggalnya Zhang Zhi Jie.

Zhang Zhi Jie merupakan tunggal putra China yang meninggal dunia saat mengikuti Badminton Asia Junior Championships atau Kejuaraan Asia Junior 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Indonesia.

Saat berhadapan dengan Jepang di pertandingan pamungkas Grup D melawan Kazuma Kawano, Zhang Zhi Jie tiba-tiba ambruk dan mengalami kejang.

Setelah mendapat perawatan medis dan dibawa ke rumah sakit terdekat, nyawa Zhang Zhi Jie tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 23.20 WIB, Minggu (30/6/2024).

Meninggalnya Zhang Zhi Jie lantas mendapat sorotan dari berbagai pihak, tak terkecuali Gregoria yang merupakan sesama pebulu tangkis.

Dalam pantauan Tribunnews di akun X, Gregoria terlihat memberikan komentar dalam unggahan @Badminton_Asia yang berisikan kronologi terkait meninggalnya Zhang Zhi Jie.

Unggahan tersebut kemudian ditanggapi dengan serius oleh Gregoria.

Gregoria mendesak BWF untuk mengubah regulasi terkait penanganan medis.

Baca juga: Kabar Duka dari Badminton: Nyawa Tunggal Putra China Zhang Zhi Jie yang Tak Tertolong Lagi

Atlet Bulutangkis asal China, Zhang Zhi Jie meninggal dunia setelah kolaps saat bertanding saat mengikuti ajang Badminton Asia Junior Championships 2024 di Yogyakarta. Turut berduka atas meninggalnya Zhang Zhi Jie, Gregoria mendesak BWF untuk mengubah regulasi terkait penanganan medis. (News CCTV)

Mengingat dalam kasus Zhang Zhi Jie, penanganan medis di lapangan memang terlihat lamban.

Petugas medis tak langsung masuk saat Zhang Zhi Jie ambruk.

Pasalnya jika menilik regulasi BWF yang berlaku saat ini, petugas medis baru bisa masuk lapangan usai mendapatkan izin dari referee.

Hal itulah yang disorot Gregoria.

"turut berduka cita sedalam-dalamnya"

“Diharuskan penanganan yang lebih baik-cepat dalam kasus ini, regulasi yang sudah ada harus diubah & dibuat adil untuk atlet,” cuit Gregoria melalui akun X @geugouia.

“Jika memang yang dipertimbangkan saat kami minta medical treatment itu adalah (trik untuk delay game) tapi ngga dalam beberapa kejadian, termasuk ini. sedih banget,” tambahnya.

Baca juga: Jadwal Badminton Final Kejuaraan Asia Junior 2024: Indonesia Cuma Nonton, China vs Korea Selatan

PBSI Ungkap Penyebab Zhang Zhi Jie Meninggal

Di sisi lain, PBSI juga telah mengungkap soal kronologi hingga penyebab meninggalnya Zhang Zhi Jie.

Broto Happy selaku perwakilan PBSI menerangkan bagaimana tim media mencoba melakukan penyelamatan pertama terhadap Zhang Zhi Jie.

Menurut Broto Happy, Zhang Zhi Jie langsung dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami penurunan kesadaran saat di lapangan.

Sesampai di RSPAU Dr. S. Hardjolukito, Zhang Zhi Jie menunjukkan kondisi kurang baik.

Pasalnya tidak ada napas hingga nadi yang terdeteksi.

Percobaan penolongan medis pertama dari CPR hingga kejut jantung dilakukan selama tiga jam.

"Tim medis sudah melakukan pemeriksaan awal dan pertolongan awal. Korban mengalami penurunan kesadaran dan langsung dibawa ke RSPAU Dr. S. Hardjolukito," terang Broto Happy dalam konferensi pers yang tayang live di Instagram @badminton.ina pada Senin (1/7/2024).

"Sesampai di RSPAU Dr. S. Hardjolukito korban hilang nadi dan tidak ada napas sehingga dilakukan prosedur pertolongan medis CPR disertai alat bantu napas selama tiga jam."

"Korban menunjukkan tidak ada napas spontan dan mulai menunjukkan tanda kematian sekunder."

"Ada permintaan dari oficial tim China agar korban ditransfer (dirujuk) ke RSUP Dr Sardjito untuk kemungkinan dilakukan perawatan lebih lanjut," tambahnya.

Namun saat diterima pihak RSUP Dr Sardjito, kondisi Zhang Zhi Jie tak membaik.

Bahkan setelah pertolongan yang dilakukan, kondisi Zhang tetap sama.

"Korban tiba di UGD RSUP Dr Sardjito dalam kondisi tidak ada napas, tidak ada nadi, disertai dengan tanda kematian sekunder."

"Di UGD RSUP Dr Sardjito, korban tetap dilakukan tindakan resusitasi jantung dan paru selama satu setengah jam. Akan tetapi tetap tidak ada respons sirkulasi spontan sehingga tidak dilakukan tata laksana penanganan lebih lanjut."

"Telah dilakukan penjelasan kepada official tim China maka tindakan pijat jantung luar dihentikan pada pukul 23.20 WIB."

"Dengan demikian, kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban baik di rumah sakit RSPAU Dr. S. Hardjolukito maupun di RSUP Dr Sardjito menunjukkan hasil yang sama," jelas Broto Happy.

Kini jenazah masih berada di RSUP Dr Sardjito dan akan dipulangkan setelah keluarga tiba di Indonesia.

"Saat ini jenazah masih berada di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito menunggu orang tua datang dari China. Tetapi tentunya proses pengembalian jenazah ke negara asal akan kami tanggung penuh dan kawal hingga selesai."

Terakhir, pihak PBSI meminta kepada seluruh pihak masyarakat tidak menyebarluaskan foto dan video Zhang Zhi Jie untuk menghormati keluarga korban.

(Tribunnews.com/Isnaini/Siti N)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini