TRIBUNNEWS.COM - Jakarta Bhayangkara Presisi akan mengukir sejarah menjadi tim voli putra paling sial sepanjang gelaran Proliga. Bagi Jakarta LavAni Allo Bank, mengalahkan Jakarta Bhayangkara Presisi bak sebagai rutinitas.
Jakarta Bhayangkara Presisi dan Jakarta LavAni Allo Bank bakal saling sikut demi memperebutkan titel juara Proliga 2024 sektor putra.
Grand Final Proliga 2024 mempertemukan LavAni vs Bhayangkara Presisi di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (21/7/2024) pukul 19.30 WIB.
Sorotan tertuju kepada LavAni, sebab status tim milik Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, berstatus sebagai juara bertahan. Bahkan LavAni berpeluang untuk mengukir sejarah di Proliga.
LavAni dalam beberapa musim terakhir begitu superior. Hal itu terbukti dari dua trofi juara yang diraih pada Proliga 2022 dan 2023.
Artinya, satu lagi gelar jawara Proliga 2024, maka LavAni menjadi tim voli putra pertama yang merengkuh hattrick trofi kompetisi elite bola voli Indonesia.
Tercatat sejak Proliga digelar pertama kali tahun 2002, tidak ada tim voli putra yang mampu membukukan prestasi tersebut. Sekalipun tim tersukses Surabaya Samator dengan 7 gelar juaranya, sejauh ini tidak mampu meraih tiga titel kampiun Proliga tiga musim beruntun.
Pun mengalahkan Bhayangkara Presisi bukan hal yang sulit, jika berkaca dari rekam jejak pertemuan. Dalam 9 pertemuan terakhir kedua tim, termasuk di final Proliga 2023, LavAni selalu menjadi pihak yang menang.
Jika LavAni menatap sejarah manis, maka beda cerita dengan Bhayangkara Presisi. Mereka dapat membukukan rekor sejarah paling tragis di sektor putra.
Andai takluk di perebutan juara Proliga 2024 dari LavAni, maka Bhayangkara Presisi untuk kali ketiga secara beruntun harus puas finis di posisi runner-up.
Statistik menunjukkan, Bhayangkara Presisi sejak Proliga 2022, selalu masuk grand final (saat itu masih belum pisah dari Samator).
Baca juga: Final Proliga 2024, Head to Head Jakarta LavAni Vs Bhayangkara Presisi, Ada yang Incar Hattrick
Akan tetapi di final Proliga 2022 dan 2023, Bhayangkara Presisi selalu kalah dari LavAni.
Sekali lagi kesempatan dimiliki Rendy Tamamilang dkk untuk memutus rentetan minor ketika menghadapi armada tempur Nicolas Vives di laga puncak Proliga 2024.
Namun jika kembali kalah, maka Bhayangkara Presisi menjadi tim voli putra paling sial sepanjang sejarah Proliga.