Mantan perwira Shin Bet, Lior Akerman, juga mengatakan kepada Telegraph bahwa para agen akan dilengkapi dengan senjata dan teknologi dan akan menerima dukungan dari pasukan keamanan dan polisi setempat.
Menurut Akerman, Shin Bet akan mengelola keamanan para atlet di setiap tahap dan tempat, mulai dari kedatangan mereka hingga mereka menaiki pesawat kembali ke Israel.
Atlet Israel telah menerima pesan-pesan daring yang mengancam dalam bahasa Ibrani yang ditulis dengan buruk, demikian dilaporkan oleh penyiar Israel Walla pada akhir pekan lalu.
Sebanyak 15 atlet dan tim mereka dikatakan telah menerima ancaman pembunuhan serupa melalui email, yang memperingatkan akan konsekuensi fatal jika mereka datang ke Prancis.
Pengamanan berlapir atlet Israel dilakukan di tengah kecaman atas serangan Israel ke Gaza, yang dilaporkan telah membunuh lebih dari 37.000 orang sejak serangan pada 7 Oktober, yang disebut sebagai pembalasan atas serangan Hamas.
Sekilas Mengenai Tragedi Munich
Kondisi saat ini, jelas memperingatkan akan tragedi Olimpiade Munich 1972 yang menimpa atlet Israel.
Tragedi tersebut adalah ketika 10 atlet Olimpiade Israel terbunuh oleh delapan anggota militan Palestina, Black Saptember, yang menyerbu perkampungan atlet Olimpiade di Munich.
Ketika itu, kelompok Black Saptember awalnya membunuh dua atlet Israel dan menyandera delapan lainnya.
Ketika itu pemimpin Black September sekaligus negosiator Lutfif Afif, meminta agar 234 tahanan Palestina di Israel, sekaligus pemimpin dan pendiri Tentara Merah, Andreas Baader dan Ulrike Meinhof dibebaskan.
Polisi Jerman Barat ketika itu langsung menyerbu para anggota Black September dan membunuh lima diantaranya.
Namun misi penyelamatan itu gagal dan seluruh sandera tewas terbunuh.