Ya, keajaiban memang dibutuhkan Apriyani/Fadia setelah mengawali perjuangan di Olimpiade Paris 2024 dengan kekalahan.
Kekalahan dengan dua gim langsung membuat langkah Apriyani/Fadia terasa berat untuk lolos dari jeratan grup neraka.
Ditambah, keduanya harus bertemu ganda putri terbaik dunia sekaligus finalis ganda putri Olimpiade edisi sebelumnya.
Alhasil sebuah keajaiban dibutuhkan Apriyani/Fadia yang secara performa memang tidak konsisten menuju Olimpiade.
Berbeda dengan pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan yang menjadi lawannya hari ini yang jauh lebih konsisten dan tajam.
Hingga pada akhirnya, keajaiban batal terjadi, Apriyani/Fadia tumbang dan harus mengubur impian untuk lolos ke fase gugur.
Kini, Apriyani/Fadia tinggal memiliki satu misi saja di Olimpiade Paris 2024 yakni memenangkan laga terakhir babak penyisihan.
Kemenangan melawan Pearly/Thinaah pada laga terakhir setidaknya akan menjadi obat pelipur lara Apriyani/Fadia setelah gagal lolos dari jeratan grup neraka.
Efek Tersingkirnya Apriyani Rahayu/Siti Fadia di Olimpiade Paris 2024
Salah satu efek paling besar dari tersingkirnya Apriyani/Fadia dari Olimpiade Paris 2024 yakni kegagalan Indonesia mempertahankan medali emas di nomor ganda putri.
Seperti diketahui Indonesia merupakan juara bertahan cabor badminton khususnya sektor ganda putri Olimpiade Paris 2024.
Pada edisi sebelumnya, salah satu kontingen Indonesia yang bertarung di ganda putri sukses menyabet medali emas.
Ialah pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang secara gemilang memenangkan emas Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani sukses memenangkan emas setelah mengalahkan Chen Qingchen/Jia Yifan di final.
Hanya saja nasib apes diterima wakil ganda putri Indonesia yang bertarung di Olimpiade Paris yang diwakili Apriyani bersama pasangan barunya.