David Smith memahami komunikasi dengan memperhatikan gerak bibir rekan-rekannya. Speraw pun memiliki ciri khusus, untuk menandai bahwa sang anak asuh bisa memahami instruksi yang dia berikan.
"Selama pertandingan, jika dia (Smith) berteriak, maka apa yang saya atau rekan-rekannya instruksikan, bisa dipahami," terangnya menambahkan.
Smith sejak kecil bukan menjadikan bola voli sebagai olahraga favoritnya, melainkan sepak bola.
Namun sejak berumur 14 tahun, dia mulai menggeluti olahraga bola voli. Pada tahun 2003, Smith masuk ke universitas yang berada di California.
Dan saat itu pelatih timnya adalah John Speraw, yang membuatnya terus dipercaya menjadi langganan timnas voli putra AS.
Smith berupaya untuk membawa AS meraih prestasi tertinggi di Olimpiade Paris 2024 dengan menyabet medali emas.
Jika terealisasi maka David Smith cs akan mengukir sejarah sebagai negara dengan jumlah medali cabor voli indoor putra terbanyak di Olimpiade.
Sejauh ini, Brasil, Uni Soviet, dan Amerika Serikat berbagai keping medali emas yang sama, yakni 3, sepanjang gelaran bola voli putra Olimpiade dipertandingkan tahun 1964.
Terakhir kali AS meraih keping emas pada cabor voli indoor putra Olimpiade, tersaji tahun 2008 di Beijing. Tepatnya saat Amerika Serikat menggilas Brasil 3-1 di laga final.
“Tingkat gairah setiap orang mungkin berbeda,” kata Smith.
“Tetapi jika Anda memiliki tujuan dalam pikiran dan terus bergerak ke arah itu, Anda pasti akan mencapainya," terangnya mengakhiri.
(Tribunnews.com/Giri)