TRIBUNNEWS.COM - Sosok Hendrawan pernah dikenal sebagai salah satu pebulu tangkis andalan Indonesia tepatnya sektor tunggal putra pada awal era 2000-an.
Salah satu prestasi terbaik yang ditorehkan Hendrawan saat masih aktif menjadi pebulu tangkis Indonesia bahkan terjadi di panggung Olimpiade.
Tepatnya di ajang Olimpiade Sydney 2000, di mana Hendrawan sukses menyabet medali perak nomor tunggal putra.
Hendrawan juga pernah mencatatkan namanya sebagai juara utama di ajang Kejuaraaan Dunia 2001 silam.
Setelah memutuskan pensiun, Hendrawan mencoba keberuntungannya dengan menjadi pelatih badminton.
Tepat pada tahun 2004, Hendrawan mendapat kepercayaan sebagai pelatih pelatnas, sebelum akhirnya hengkang ke Malaysia.
Baca juga: The Real Panutan di Dunia Badminton, Impian Ganda Putra Malaysia Tiru Keteladanan The Daddies
Hendrawan diketahui hengkang untuk melatih salah satu sektor badminton Malaysia tepatnya tunggal putra tahun 2009.
Dari tahun 2009 sampai sekarang, tak kurang dari 15 tahun lamanya, Hendrawan mengabdi untuk badminton Malaysia.
Yang dimaksud mengabdi disini yakni Hendrawan mendapat kepercayaan besar sebagai pelatih tunggal putra Malaysia.
Lee Chong Wei yang dikenal sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik Malaysia pun nyatanya hasil didikan Hendrawan.
Lee Zii Jia yang kini berstatus pebulu tangkis independen Malaysia juga sempat dipoles oleh Hendrawan di pelatnas.
Kini, Hendrawan mendapat kepercayaan untuk mengeluarkan bakat terbaik Ng Tze Yong, setelah Lee Zii Jia keluar pelatnas.
Hanya saja kebersamaan antara Hendrawan dengan badminton Malaysia sepertinya akan segera berakhir.
Hal ini dikarenakan terus meredupnya prestasi sektor tunggal putra Malaysia terutama setelah keluarnya Lee Zii Jia.
Ditambah, Ng Tze Yong yang menjadi anak didik Hendrawan kemarin gagal tembus Olimpiade karena cedera dan tidak konsisten.
Atas hal itu, BAM dilaporkan akan meninjau ulang kembali kontrak Hendrawan yang berakhir pada akhir tahun ini.
Dilansir The Star, spekulasi berakhirnya pengabdian Hendrawan sebagai pelatih telah dipicu sejak Mei lalu.
BAM diyakini sudah mencari opsi pengganti untuk mengisi pos yang ditinggalkan Hendrawan ketika pergi pada akhir tahun ini.
Sejauh ini, belum diketahui siapa saja sosok yang diproyeksikan akan mengisi pos pelatih nomor tunggal putra Malaysia.
Hal itu baru akan diputuskan mendekati akhir tahun, ketika kontrak Hendrawan dan assistennya mendekati kedaluwarsa.
Menarik untuk menanti bagaimana masa depan Hendrawan jika pengabdiannya berakhir sebagai pelatih Malaysia.
Akankah ia akan kembali mengabdi menjadi pelatih badminton di Indonesia yang merupakan tanah kelahirannya?
Kebetulan, nomor tunggal putra Indonesia tengah berada dalam sorotan tajam setelah kedua wakilnya gagal lolos ke fase gugur di Olimpiade Paris 2024.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)