Susi Susanti: Para Legenda di Audisi PB Djarum Tidak Asal Tebak Potensi Bibit Muda
TRIBUNNEWS.COM - Legenda bulutangkis tunggal putri Indonesia, Susi Susanti ambil bagian sebagai tim penilai bakat dalam gelaran Audisi Umum PB Djarum 2024 di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah, 10-14 September 2024.
Selain Susi, para legenda bulutangkis Indonesia yang ikut menjadi tim penilai Audisi Umum ini adalah Kevin Sanjaya, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Liem Swie King, Richard Mainaky, Ivana Lee, hingga Debby Susanto, dan Maria Kristin.
Baca juga: Jadi Tim Penilai Audisi PB Djarum 2024, Liem Swie King: Pakai Insting, Bakat Nomor Satu
Fokus pada sektor putri di tiga kelompok usia, U-11, KU11, dan KU13, Susi menyatakan ada peningkatan signifikan dari peserta audisi ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Bukan cuma soal angka kepesertaan, Susi menyatakan kualitas para peserta audisi saat ini juga jauh lebih baik.
"Ini angin segar banget (bagi regenerasi pemain). Kalau dulu, (jumlah peserta putri) seperempatnya (dari jumlah peserta putra) sudah bagus. Sekarang bisa setengahnya (angka kepesertaan). Dari sisi kualitasnya juga makin bagus. Kalau dulu baru belajar, sekarang mereka sudah menunjukkan cara bermain, footwork, dan teknik yang baik," kata Susi Susanti di lokasi audisi, Jumat (13/9/2024).
Susi juga menyoroti pemerataan kualitas peserta. Menurutnya, kualitas para peserta kini tak hanya menonjol dari mereka yang berasal dari Jawa, tapi juga dari pulau lain macam Sumatera, Sulawesi, Bali, bahkan Papua.
Cari Petarung, Bukan Asal Tebak
Sebagai bagian dari tim penilai, Susi Susanti menyebut punya sejumlah kriteria yang harus dimiliki para peserta audisi.
"Pasti dilihat kemampuannya ya, teknik, footwork, cara dia main, grip (pegang raket). Tapi selain itu, kita juga cari yang punya mental petarung dalam pertandingan. Nah, bagi yang gagal, itu sebenarnya jadi pengasah mental mereka untuk bisa lebih tarung lagi ke depan," ujar peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut.
Dalam penilaian, tambahnya, peserta tidak hanya dilihat dari hasil menang-kalah. Susi menjelaskan, setiap anggota tim penilaian akan mendiskusikan hasil penilaian mereka terhadp sejumlah pemain yang dianggap punya potensi untuk dikembangkan.
"Peserta seperti ini yang akan kami berikan Super Tiket. Kita juga tidak ingin membuang begitu saja pemain-pemain berpotensi," katanya.
Sebagai mantan pemain, Susi menyatakan kalau tiap anggota tim penilai punya hasil asessment masing-masing yang tidak hanya mengandalkan insting semata.
"Kita tidak cuma pakai insting (dalam menilai pemain audisi). Ada kriteria-kriteria (baku) juga yang diukur, jadi tidak asal main tebak.
Dia menyatakan, hingga hari ketiga pelaksanaan audisi, sudah ada beberapa pemain yang menjadi perhatian para anggota tim penilai bakat.
"Nanti kita akan diskusikan lagi, karena kalau hanya dari drawing saja, ada yang dirasa jomplang. Misal ada yang (pemain) bagus ketemu yang bagus, yang jelek ketemu yang jelek. Itu kan kurang fair. Itu kenapa kita tidak lihat cuma dari menang-kalah, terutama soal mental bermain ya (kriteria) selain juga tentunya tekniknya," kata Susi.