TRIBUNNEWS.COM - Pramac Prima Racing masih menyimpan kekecewaan dan dendam atas keputusan Ducati merekrut Marc Marquez di MotoGP 2025. Garasi tim Jorge Martin tidak pernah adem-ayem sejak saat itu.
Bagi Pramac Racing, Ducati telah membuat keputusan yang sangat aneh lantaran harus kehilangan banyak hal dengan merekrut Marc Marquez.
Bos Pramac Racing tidak menampik bahwa situasi di garasinya dan Ducati sudah sangat memanas, sejak keputusan kontroversial tersebut dibuat beberapa pekan lalu.
"Mereka membuat keputusan yang tak bisa kusepakati," kata bos Pramac, Paolo Campinoti, dikutip dari laman Motosan.
"Sangat tidak berguna juga mempercayai bahwa hal itu tidak terjadi," sambung Campinoti menjelaskan hubungan yang memanas antara Ducati dan Pramac.
Merekrut Marc Marquez rasanya tidak sepadan, karena pabrikan Borgo Panigale tersebut kehilangan banyak hal.
Bukan hanya pembalap yang pergi, tapi juga mitra setia seperti tim Pramac yang sudah dua dekade membersamai mereka di MotoGP.
Semula, Ducati memang ingin meneken kontrak Jorge Martin sebagai pendamping Francesco 'Pecco' Bagnaia di MotoGP 2025.
Pabrikan Bologna itu juga berani menyingkirkan Enea Bastianini, yang kini menunjukkan performa sangat baik.
Namun keputusan Ducati berubah drastis ketika MM93 secara terang-terangan tak ingin menjadi bagian Pramac Prima Racing. Dia ogah berpindah dari tim satelit (Gresini) ke tim yang statusnya sama, seperti Pramac Prima Racing.
"Mereka telah memutuskan untuk kehilangan banyak sekali orang," ungkap pengusaha yang dikenal sangat passion dengan balapan ini.
Baca juga: MotoGP - Fabio Quartararo Beri Kode Tinggal di Bali Lewat Postingan Instagram
"Seperti kami, Jorge maupun Bastianini, yang menurutku pantas mendapatkan kesempatan. Semuanya hanya untuk satu orang saja," jelasnya.
Kendati demikian, satu kesalahan rasanya tidak seketika menghilangkan rasa saling menghormati antara Pramac dan Ducati.
Campinoti tetap berterima kasih karena selama ini ia dan timnya selalu mendapat perlakuan baik dari Ducati.