"Akan sulit jika kami terus mengalami masalah inkonsistensi."
"Bagi (Yang) Hyo-jin, dia harus memperbaiki waktunya dalam melakukan block. Saya pikir itu menjadi solusi tepat untuk menghentikan spiker Red Sparks," terang pelatih asal Negeri Ginseng.
Hyundai Hillstate dalam segi serangan memang condong kepada Laetitia Moma. Sementara Wipawee Srithong, lebih banyak fokus membantu pertahanan, meski posisinya aslinya ialah outside hitter.
Wajar jika ada perbedaan dalam segi perolehan poin antara kedua legiun asing Hyundai Hillstate tersebut.
Moma berada di urutan kedua dalam bursa top skor dengan raihan 122 poin, tertinggal 35 angka dari opposite Hwaseong IBK Altos, Victoria Danchak.
Di sisi lain, Red Sparks juga mempunyai pemain andalan untuk mendulang poin ketika Mega atau Bukilic mengalami deadlock.
Nama pertama adalah Pyo Seung-ju, kemudian ada Park Eun-jin, dan Jung Ho-young yang kuat ketika adu block dan quick attack.
Layak dinantikan, apakah skema Hyundai Hillstate memperkuat blocknya bisa menghentikan Megawati, yang sementara ini menjadi pevoli dengan succes rate alias tingkat keberhasilan serangan tertinggi di Liga Voli Putri Korea 2024/2025.
(Tribunnews.com/Giri)