Kedua cara yang digunakan KOVO dalam hal transfer pemain dan perekrutan pemain pengganti dinilai menyulitkan tim-tim Liga Voli Korea.
"Dalam sistem uji coba saat ini, orang asing alternatif harus dipilih dari antara peserta uji coba, sehingga sumber daya terbatas. Karena tidak mudah untuk menemukan pemain asing dengan keterampilan tingkat tinggi," terang Segye, dilansir Naver.
Tim Liga Voli Korea disebut tidak mutlak ingin merubah cara perekrutan pemain untuk awal musim.
Fokus utamanya tertuju kepada pemain asing pengganti jika mengalami cedera, di mana tim tersebut dibebaskan mencari yang berstatus bebas transfer, bukan dari daftar try-out.
"Ada yang mengatakan bahwa hanya dengan kembali ke sistem agen bebas barulah klub dapat secara fleksibel merespons cedera atau kelesuan pemain asing," lanjut media Korea Selatan tersebut.
KOVO pernah memberikan alasan perihal alasan penerapan kebijakan perekrutan pemain asing pengganti, yakni untuk menghindari ketimpangan finansial antar tim Liga Voli Korea.
"Sistem kontrak bebas menguntungkan klub-klub tertentu yang memiliki banyak hal. uang," bunyi pernyataan KOVO.
Kabarnya, pro kontra cara transfer pemain asing di Liga Voli Korea akan menjadi bahan diskusi. Jika benar, maka sedikit banyak wakil Indonesia, seperti Megawati, akan kena imbas.
Karena tim-tim voli di Negeri Ginseng, dengan kekuatan finansial mereka, diprediksi tak akan kesulitan untuk mencari pemain asing, baik Asia dan Non-Asia yang berlabel bintang.
Sementara untuk peraturan pemain asing lainnya, yakni maksimal bisa perkuat tim yang sama dalam dua musim beruntun.
Jika ingin menjalani musim ketiga di Negeri Ginseng, maka harus pindah ke tim lain.
(Tribunnews.com/Giri)