TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) memiliki alasan tersendiri mengapa sistem kontrak bebas akan diberlakukan kepada pevoli asing Asia lebih dulu dibandingkan non-Asia.
Cara KOVO menetapkan aturan dalam proses perekrutan pemain asing, baik Asia dan non-Asia membuat tim-tim Liga Voli Korea tak nyaman.
Tim di Liga Voli Korea mulai tidak cocok dengan cara KOVO melakukan penjaringan pemain asing yang ingin berkompetisi melalui try-out.
Hanya pemain yang lolos try-out dan dipilih oleh tim yang bisa berkarier di Liga Voli Korea.
Sayangnya pada musim 2024/2025, mayoritas tim Liga Voli Korea mengalami kesulitan.
Hal ini karena mayoritas pemain yang mendaftar di draft KOVO untuk try-out, tidak memenuhi kriteria yang diinginkan pelatih.
Bahkan, ada case pemain asing Asia hanya dipertahankan dalam dua laga pembuka, setelah itu diputus kontrak karena dinilai tidak memiliki skill mumpuni.
Pun perekrutan pemain asing non-Asia juga memiliki masalah.
Kebanyakan problem ditemui kesulitan mencari pengganti jika pemain asing non-Asia-nya mengalami cedera.
Pengganti juga harus didatangkan dari pemain yang mendaftar di draft KOVO awal musim. Padahal secara kebutuhan permainan, tidak memenuhi apa yang diinginkan oleh pelatih.
Oleh karena itu, tim-tim Liga Voli Korea mendesak KOVO melakukan perubahan dalam proses transfer pemain asingnya.
Baca juga: Jadwal Pink Spiders vs. Red Sparks di Liga Voli Korea: Megawati Runtuhkan Rekor Sakral Tim Idola
KOVO menyetujui usulan untuk mengubah dari sistem try-out, menjadi sistem kontrak bebas.
Artinya tim-tim Liga Voli Korea boleh mencari pemain asing secara mendiri, dan tidak perlu melalui draft KOVO. Di sisi lain, kebijakan ini memberikan keuntungan di mana pevoli asing dapat dikontrak selama tim menginginkan jasanya.
Namun, dalam laporan Naver, sistem ini baru akan diberlakukan kepada kuota pemain asing Asia. Sementara transfer pemain asing non-Asia tahun depan masih menggunakan format lama, yakni sistem try-out.