TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas U-16 Sutan Harhara, menepis adanya dugaan pengaturan skor pada final Piala AFF U-16 antara Indonesia melawan Malaysia di Myanmar, Senin (2/9/2013).
Menurut Sutan, dalam sepak bola ada faktor keberuntungan yang kerap belum mengiringi kerja keras pemain dan tim.
"Nggak ada itu. Jangan coba-coba menuduh pemain muda. Kalau ada pemain titipan, kuping saya jaminan. Dan jika ada pengaturan skor ketika saya menjadi pelatih, leher saya pertaruhkan. Makanya PSSI sendiri gerah dengan saya," ujarnya, Sabtu (7/9/2013) sore.
Menurut Sutan, Indonesia memiliki dua peluang emas di menit ke-84 dan ke-88 yang mestinya berbuah gol. Hingga Malaysia menyamakan skor di injury time, Indonesia punya banyak kesempatan menggandakan keunggulan.
Di babak adu penalti pun, lanjut Sutan, Indonesia sudah unggul berkat aksi impresif penjaga gawang Panggih Prio Sambodo.
Sutan pun membantah jika lokasi pelatnas di Malaysia, menjadi faktor yang membuat Malaysia bisa mendeteksi kekuatan Timnas.
"Kalau soal menganalisis, hal itu akan berubah di atas lapangan. Saya ngga bermasalah dengan itu," tegasnya.
Disinggung mengenai jabatannya di Akademi Frenz United yang bermarkas di Malaysia, Sutan yakin hal itu tidak mengganggu kinerjanya sebagai pelatih Timnas U-16.
"Itulah gunanya memilih asisten pelatih yang pintar. Mundari (Karya/asisten pelatih), Kurnia Sandy (pelatih penjaga gawang) itu bukan sembarangan. Kalau di pelatih kita mungkin kecenderungan memilih asisten tidak dengan perhitungan matang," pungkas pria kelahiran Jakarta, 19 Agustus 1952 ini,
Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Super Ball, Minggu (8/9/2013)