TRIBUNNEWS.COM - Duel hidup-mati di Paris kontra Ukraina pada leg 2, Rabu (20/11/2013) WIB, nyaris mustahil bagi Les Bleus untuk berharap menang besar.
Franck Ribery dkk harus menang dengan selisih minimal 3-0 untuk lolos ke Brasil. Padahal, dalam 3 kali menjamu Ukraina di Stade de France, skor terbaik Prancis cuma 2-0, sisanya 1-0 dan 0-0.
Selama duel di markas tim yang baru merdeka tahun 1991 itu, Prancis sebetulnya lebih baik karena tak pernah kalah sebelum akhirnya menyerah 2-0 pekan lalu. Kini, seluruh bursa dunia memprediksi Les Bleus akan mengulangi catatan hitam tak lolos ke putaran final Piala Dunia seperti tahun 1962, 1970, 1974, 1990, dan 1994.
Piala Dunia tanpa Prancis memang terasa kurang lengkap, begitu kata banyak orang. Tapi panggung Piala Dunia hanya untuk tim-tim yang bermain cantik dan enak ditonton.
Persiapan kedua negara menghadapi leg 2 bisa disimak lebih lengkap di Berita Kota Super Ball, edisi cetak (18/11/2013). Simak pula mengenai Sebastian Vettel yang ingin menyamai rekor pebalap Michael Schumacher. Juga bagaimana Lewis Hamilton mendedikasikan GP AS untuk mendiang Michael Jackson. Dari arena bulutangkis, Tontowi Ahmad/Liliana Natsir menjadi juara GP China.
Sedangkan dari sepakbola dalam negri, Berita Kota Super Ball memberitakan mengenai Ngurah Wahyu Trisnajaya yang diburu Mitra Kukar. Juga mengenai pelatih Timnas Jacksen F Tiago yang belum putus asa mengejar impian untuk masuk 3 besar terbaik agar lolos ke Piala Asia 2015 di Australia.