TRIBUNNEWS.COM - Klas Jan Huntelaar menjelma menjadi mesin gol di Bundesliga setelah ditendang dari Real Madrid musim 2009 lalu. Sempat memperkuat AC Milan, semusim ia kemudian kokoh bertahan di Schalke sejak 2010 sampai sekarang. Total dari 88 tampil, striker asal Belanda ini sudah menyumbang 51 gol.
Kamis (27/2/2014) dini hari nanti, Huntelaar bertemu lagi klub yang pernah menyia-nyiakannya saat Schake menjamu Madrid di leg pertama 16 besar Liga Champions di Veltins-Arena, Gelsenkirchen.
Los Blancos membeli Huntelaar dari Ajax senilai 27 juta euro pada Januari 2009. Ia tampil cukup mengesankan dengan mencetak delapan gol dari 20 penampilan. Toh, itu tak cukup membuat terkesan manajemen Madrid.
Hanya delapan bulan kemudian ia dijual ke AC Milan dengan nilai 15 juta euro. Huntelaar didepak setelah kubu Santiago Bernabeu kedatangan dua pemain impor asal Belanda lainnya, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder.
Huntelaar pun menghabiskan sisa musim 2009-2010 di AC Milan, dimana ia mencetak tujuh gol dari 30 laga sebelum bergabung Schalke pada 2010.
Sebenarnya ia punya kesempatan besar untuk melawan mantan klubnya tersebut saat Milan bertemu Madrid di Liga Champions musim 2010. Sayangnya, waktu itu ia tak main dan hanya duduk di bangku cadangan.
Kini kesempatan itu terbuka lebar, mengingat Huntelaar adalah andalan di lini depan Schalke yang tak tergantikan. Dan bomber asal Belanda ini pun jadi pemain paling antusias menyambut kedatangan tamu agung dari Spanyol tersebut.
"Saya bekerja keras untuk bisa kembali merumput secepat mungkin, dan sekarang saya sudah kembali, membantu tim, dan mencetak gol," ujar penyerang 30 tahun, yang baru kembali beraksi pertengahan Januari setelah empat bulan lamanya cedera lutut.
"Saya telah melalui momen tersulit, dan saya pikir saya telah kembali dengan kondisi yang jauh lebih baik, fisik maupun mental, dari sebelumnya," ujarnya dikutip dari Marca.
Ia mengaku tak sakit hati kendati ditendang dengan terburu-buru dari sana. "Saya sudah mengerahkan segalanya untuk bisa mendapatkan tempat utama di tim. Tapi mereka tak memberi kesempatan. Bahkan, saya dilarang latihan bareng tim utama. Mereka benar-benar menutup pintu, hingga saya pun harus keluar."
Huntelaar mengakui, Madrid lebih difavoritkan di laga ini. "Tapi kita bermain di depan pendukung sendiri, dan kita akan berjuang mengalahkan mereka. Itu bukan mustahil, sekalipun merekal lebih diunggulkan, dan bahkan difavoritkan jadi juara." (tribunnews/deny)