Piala Dunia 2006, Sneijder sedang dalam performa terbaik. Sayangnya, tim Belanda saat itu sedang dalam kondisi terpuruk. Walhasil, mereka pun disingkirkan Portugal di babak 16 besar di laga yang dijuluki "Battle of Nuremberg" karena ada 16 kartu kuning yang keluar.
Ketajaman dan kematangan Sneijder kian meningkat seiring perkembangan waktu. Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 menjadi arena unjuk kemampuan terbaik bagi pemilik kostum nomor sepuluh itu.
Ia bahkan menyabet penghargaan sebagai pemain terbaik di dalam skuat di dua turnamen tersebut. Pada empat tahun lalu, ia mendapat Bola Perak, di belakang Diego Forlan, setelah mencetak lima gol ketika melawan Austria dan Swiss.
Di Piala Dunia 2014 ini, Sneijder kembali jadi tulang punggung Oranye. Ia menjadi starter di posisi playmaker di dua laga Belanda yang berakhir dengan kemenangan.
Pemain kelahiran 9 Juni 1984 ini masuk dalam deretan elite enam pemain yang menembus 100 caps bersama timnas Belanda. Posisi pertama ditempat mantan kiper legendaris, Edwin van der Sar, yang mencapai 130 caps, diikuti Frank de Boer (112), Rafael van der Vaart (109), Giovani van Bronckhorts (106), dan Phillip Cocu (101).
Konsistensi Sneijder selama berlaga di Piala Dunia ini, bukan tak mungkin akan membuat kariernya di level klub kembali bersinar. Spekulasi menyeruak, ia bakal ditarik pelatih Louis van Gaal ke Old Trafford untuk memperkuat Manchester United.
Sebelumnya, Sneijder pernah dua kali menolak tawaran dari The Red Devils, dan memilih bergabung dengan Inter Milan dan klubnya saat ini Galatasaray. Namun jika kali ini van Gaal yang menawari bergabung dengan Man United, Sneijder mengaku sulit untuk menolaknya.
“Di Belanda, Van Gaal sudah seperti kepala sekolah. Tidak semua orang beruntung mendapatkan ajarannya. Dia melatih pemainnya sangat keras dan selalu memasang standard tinggi. Saya senang di Galatasaray dan nyaman di sana. Namun, jika Van Gaal menawari saya akan mempertimbangkan itu. Tidak seorangpun dari Belanda bisa dengan mudah menolak Van Gaal,” katanya.