Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan striker tim nasional era 70-an, Risdianto mengatakan pernyataan pelatih tim nasional Indonesia senior Alfred Riedl yang siap mencopot jabatan jika gagal meraih tropi itu merupakan cambuk keras buat federasi sepak bola tanah air.
Risdianto menjelaskan arah ucapan itu bukan karena ketidakmampuan pelatih asal Austria mengantarkan kemenangan, melainkan persoalan yang terjadi di timnas.
"Ucapan Riedl itu harus jadi cambuk bagi federasi (PSSI) untuk bebenah. PSSI, BTN dan penyelenggara kompetisi LSI perlu mengkaji kesalahan itu," ujar Risdianto kepada Harian Super Ball.
Risdianto mengatakan PSSI harus membuat prioritas dalam program yang disusunnya. Terutama dalam mengejar prestasi timnas semua umur. "PSSI harus memutuskan mana yang jadi prioritas, kalau ingin timnas maju, kompetisi harus mengalah," ujarnya.
Risdianto menuturkan dalam menyusun agenda kompetisi Liga Super Indonesia (LSI), seharusnya even Internasional menjadi acuan. Sehingga, ketika menjelang laga AFF digelar, kegiatan kompetisi itu sudah berhenti untuk memberikan kesempatan persiapan timnas.
"Jangan egois, kompetisi mau jalan terus sehingga persiapan timnas tidak diperhitungkan. Hasilnya, ya dipermalukan Filipina," ujarnya.