TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Dampak buruk penghentian semua kompetisi sepak bola di Indonesia karena kondisi force majeure (keadaan memaksa atau di luar kendali) telah betul-betul menimpa klub. Arema Cronus terpaksa harus menceraikan pihak sponsor yang sudah digandengnya. Akibatnya, uang senilai Rp 12 miliar melayang.
Arema Cronus memilih memutus kerja sama dengan tujuh sponsor. Dari tujuh sponsor tersebut, seharusnya manajemen Arema mendapatkan dana senilai Rp 12 miliar dari total Rp 14,8 miliar.
Menurut Ketua Eksekutif Arema Cronus Iwan Budianto, tujuh sponsor itu adalah produsen minuman Anker Sport, Ijen Suites, Lupromax Oil, Guna Bangun Perkasa, Indosat, Extra Joss, dan NZR. "Arema sudah menerima pembayaran termin pertama sebesar Rp 2,8 miliar. Saat ini, seharusnya ketujuh sponsor melaksanakan kewajiban membayarkan dana termin kedua," akunya.
Namun, beber Iwan, pihak sponsor telah menunda pembayaran gara-gara kekisruhan PSSI dengan Menteri Pemuda dan Olahraga serta BOPI tersebut. "Pihak sponsor semestinya keberatan. Namun karena ada klausul force majeure di kontrak, ya dengan sangat menyesal mereka bisa menerima walaupun mereka sangat berharap diberi kesempatan pertama untuk renegosiasi kalau nanti kompetisi akan diputar lagi," katanya.
Manajemen Arema Cronus, lanjut Iwan, kini lebih memilih memutuskan kontrak ketimbang nanti malah digugat secara hukum oleh para sponsor. Mereka memilih melakukan hal tersebut karena posisi Arema kini sangat lemah sehingga kemungkinan besar bakal kalah bila digugat ke pengadilan oleh para sponsor dengan dalih telah melakukan wanprestasi.
"Bila kalah, maka Arema harus membayar denda yang besar kepada para sponsor. Dalam kontrak jelas disebutkan bahwa Arema harus menunaikan semua kewajiban kepada sponsor. Salah satu kewajibannya untuk menjalani semua pertandingan," katanya.
Jika tak ada kekisruhan, ada 34 pertandingan yang wajib dituntaskan Arema. Saat ini, Arema baru menyelesaikan dua laga, yakni saat melawan Persija dan Barito Putera. "Ini sejarah buram bagi sepak bola Indonesia," kata Iwan.