Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Ketua Umum The Jakmania, Richard Achmad Supriyanto mengatakan, PSSI selalu menggunakan statuta FIFA untuk tameng.
Namun ketika ada masalah di ranah pemain, klub, atau pelatih, PSSI tidak menggunakan statuta FIFA untuk menyelesaikannya. Seperti kasus yang menimpa pemain Persija Jakarta, Alfin Tuasalamony.
"Di saat Alfin membutuhkan dana besar untuk menyembuhkan patah tulang kering kakinya, tidak ada yang muncul. Jadi saya berpendapat, kalau ada konflik semua berlindung di statuta FIFA tetapi kalau ada masalah tunggakan gaji atau kasus seperti Alfin nggak ada yang menggunakan statuta FIFA untuk menyelesaikannya," kata Richard kepada Harian Super Ball, Minggu (28/6/2015).
Padahal jika PSSI dan manajemen Persija mengacu statuta FIFA, masalah yang diderita Alfin tidak akan terjadi.
"Statuta FIFA mengatur agar federasi harus menyelesaikan masalah terkait pemain, klub, dan pelatih. Kalau ada tunggakan gaji seperti yang dialami Alfin, seharusnya PSSI menegur keras manajemen klub (Persija). Tetapi nyatanya, tunggakan gaji tak kunjung diselesaikan. Akibatnya Alfin tidak mampu mengobati kakinya yang patah," ujar Richard.
Itu menunjukan PSSI hanya menggunakan statuta FIFA sebagai tameng untuk kepentingannya sendiri. Namun jika ada permasalahan yang krusial di sepak bola, PSSI tidak perduli.
Oleh karena itu, konflik pun tak kunjung selesai. Padahal salah satu penyebab kondisi Alfin yang memprihatinkan karena konflik sepak bola nasional yang berkepanjangan. Pemain tidak punya penghasilan, manajemen Persija pun tidak punya dana untuk membantu pengobatan Alfin yang masih menjadi aset Macan Kemayoran.
"Konflik tak kunjung selesai, karena kedua pihak sama-sama menunjukan ego sektoral yang masih kuat. Sehingga mereka belum tidak menunjukan kedewasaan dalam menyelesaikan konflik," ucap Richard.
Hebatnya ego dari kedua pihak yang berseteru itu ditunjukan dengan melakukan show of force.
"Menpora memanggil mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Sedangkan PSSI memanggil purnawirawan dan mantan narapidana seperti Nurdin Halid. Keduanya saling tunjuk kekuatan bukannya mencari solusi dalam waktu dekat," terang Richard.
Untuk menyelesaikan konflik ini, Richard meminta kedua belah pihak bersikap dewasa.
"Kalau memang tidak berhasil membangun sepak bola nasional, kenapa tidak legowo dan bijaksana, seperti yang ditunjukan Ali Sadikin yang mundur karena gagal di SEA Games dan Azwar Anas yang juga mundur karena ada peristiwa sepak bola gajah," tutur Richard.
Richard menjelaskan, jika perdamaian antara Menpora dan PSSI sulit dilakukan, maka satu-satunya jalan adalah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Sehingga akan dihasilkan pengurus sepak bola baru yang diharapkan bisa memperbaiki sistem dan prestasi sepak bola nasional.
"Peran voter atau anggota PSSI sangat berperan untuk menggelar KLB. KLB hanya bisa dicapai jika sebagian besar voter menginginkannya. Jadi semuanya tergantung dari voter. Jika mereka mau bergerak cepat, maka masalah ini bisa segera selesai. Jika tidak, maka konflik akan berlarut-larut, karena sulit adanya perdamaian," jelas Richard.
Penyelesaian masalah konflik akan berimbas kepada pulihnya kompetisi di Tanah Air. Sehingga pemain dan pelatih bisa bekerja kembali. Alfin pun bisa menyembuhkan patah tulangnya tanpa mengharap bantuan dari pihak lain, termasuk The Jakmania yang terus menerus melakukan gerakan sosial dengan mengumpulkan uang selama bulan Ramadhan.
"Bagi kami kalau ada satu pemain yang sedang sakit, maka kami pun ikut sakit. Oleh karena itu ada beberapa cara yang kami lakukan untuk membantu, mulai mengumpulkan dana saat buka puasa bersama suporter Persija, pertunjukan seni Solidaritas Oren di Panggung Budaya Jakarta Fair, sampai menyebarkan nomor rekening peduli. Semuanya bertujuan untuk mengumpulkan dana agar bisa membantu biaya operasi Alfin," tambah Richard.
Penggalangan dana bisa diberikan secara langsung di lokasi maupun melalui rekening bendahara Jakmania bernomor 1652376741 (BCA) atas nama Ahmad Suryadi, Bendahara Umum The Jakmania.
"Berapapun dana yang berhasil kami kumpulkan, itu akan kami serahkan langsung ke Alfin. Semoga ini menjadi peristiwa terakhir bagi pemain Persija di masa mendatang. Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama membantu ," ujar Richard.