TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pelajaran berharga didapat oleh tim Martapura FC kala melakoni laga keduanya dalam turnamen Piala Presiden di Grup A, yakni melawan Persiba Balikpapan.
Ya, seperti diketahui, dalam laga yang terlaksana Minggu (6/9) sore, di Stadion Si Jalak Harupat Bandung tersebut, tim Martapura FC harus takluk dengan skor 2-3.
Padahal di babak pertama tim berjuluk Laskar Sulthan Adam tampil sangat apik dengan mendominasi permainan, dan bahkan unggul dengan skor 1-0.
Meski akhirnya harus menerima kenyataan takluk dengan skor 2-3, tim pun tentunya harus segera move on. Terlebih tim masih menjalani satu laga lagi yakni melawan tuan rumah Persib Bandung.
Pelatih kepala Martapura FC, Frans Sinatra Huwae pun mengatakan tim harus move on bukan berarti lantas melupakan begitu saja kekalahan di laga terakhirnya.
"Bukan melupakan, tapi yang terpenting di sini adalah evaluasi untuk mempersiapkan tim di laga berikutnya," ujar Frans.
Diterangkan Frans, dalam laga terakhir tim tampil apik di babak pertama namun berubah drastis di babak kedua khususnya.
"Tim begitu mudah melakukan pelanggaran, posisi sering salah. Kita bisa bikin gol tapi lawan juga dengan mudah bikin gol. Gol-gol yang seharusnya tidak perlu justru terjadi. Hal-hal ini yang akan kita benahi," ujar Frans.
Disinggung mengenai tim lawan berikutnya yang dihadapi terbilang lebih berat, Frans pun menegaskan bukan lantas membuat timnya gentar.
"Dalam sepak bola tidak ada yang tidak mungkin. Tinggal kitanya saja memungkinkannya, makanya caranya ya harus kerja keras," pungkasnya.
Pemain senior Martapura, Isnan Ali menuturkan, dia dan kawan-kawan sudah siap menerima tekanan dari pendukung mantan klubnya itu.
"Persib adalah tim besar yang didukung oleh Bobotoh yang sangat fanatik. Saya pernah bermain di sini, tahu bagaimana atmosfer dukungan Bobotoh. Walau saya mantan pemain Persib, sekarang saya membela Martapura dan saya akan berjuang semaksimal mungkin untuk Martapura," tuturnya.