TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Arema Cronus akhirnya memastikan tempat sebagai juara Grup E setelah mengandaskan perlawanan sengit Pusamania Borneo FC denhan skor 7-6 melalui drama adu penalty, dalam laga terakhir babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman, pada Selasa (22/12), di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Seperti yang sudah diutarakan pelatih kedua kesebelasan sebelumnya, rotasi beberapa pemain pilar benar-benar terjadi, baik di tubuh Arema Cronus maupun PBFC, di pertandingan malam kemarin, guna memberi kesempatan pada deretan pemain yang minim menit bermain.
Sama-sama sudah memastikan tiket lolos sejak pertandingan sebelumnya, kedua tim lebih memilih memainkan tempo yang cenderung lambat, sehingga peredaran bola lebih banyak berkutat di area tengah lapangan.
Arema Cronus yang lebih unggul dalam penguasaan bola, baru memperoleh peluan emas pertamanya pada menit 25, melalui tendangan keras Hendro Siswanto dari luar kotak penalty yang masih mampu diselamatkan dengan sempurna oleh kiper PBFC, Galih Sudaryono.
Lebih banyak tertekan, secara mengejutkan PBFC mampu lebih dulu mencatat keunggulan. Umpan terobosan yang dilepaskan Ponaryo Astaman, berhasil diselesaikan secara dingin oleh Febry Setiadi pada menit 31, melalui sepakan terukur yang meluncur melewati sela-sela kaki I Made Wardana. Peluang pertama yang langsung berbuah gol.
Seakan tersengat, pasukan Singo Edan langsung bangkit. Tak butuh waktu lama bagi Arema Cronus untuk menyamakan kedudukan, hanya berselang satu menit, Fery Aman Saragih sukses membuat kedudukan menjadi imbang kembali, memanfaatkan umpan silang mendatar dari Alfarizi.
Sebuah gol dari Feri Aman Saragih itu pun menjadi penutup jalannya babak pertama. Turun minum, kedudukan imbang 1-1 tetap tak bergeser.
Di babak ke dua, Arema Cronus tampil lebih percaya diri. Tekanan demi tekanan semakin gencar dilancarkan oleh tim besutan Joko Susilo tersebut.
Hasilnya, baru lima menit babak yang ke dua berjalan, Arema Cronus langsung mendapat peluang emas. Namun, tendangan keras yang dilepaskan Esteban Viscara dari sudut sempit, masih melebar tipis di samping gawang PBFC.
Tak berselang lama, pada menit 52, gawang PBFC akhirnya kembali bergetar. Kali ini gilaran Dendi Santoso yang mencatatkan namaya di papan skor, usai dengan cermat memanfaatkan kesalahan fatal yang dilakukan Zulvin Zamrun di area pertahannya sendiri. Arema pun berbalik unggul 2-1.
Kontan saja, tensi pertandingan pun semakin meninggi. Strategi counter attack yang diterapkan anak-anak PBFC mampu beberapa kali membuat kelabakan lini belakang Arema Cronus, yang digalang defender asal Spanyol, Kiko Insa. Salah satunya melalui sontekan Hermansyah pada menit 55, yang masih mampu digagalkan oleh I Made Wardana.
Sempat dicap mandul karena tak kunjung mencetak gol, Herman Dzumafo yang masuk menggantikan Hermansyah, menjadi aktor penting di pertandingan ini. Ditempatkan di belakang Febry Hamzah, eks striker PSPS Pekanbaru tersebut mempunyai ruang bebas untuk bergerak di sepertiga akhir lapangan.
Strategi yang diterapkan Kas Hartadi itupun langsung membuahkan hasil. Namun sayang, umpan terobosan yang diarahkan Dzumafo pada Arpani, masih gagal berbuah gol. Sepakan winger berpostur mungil itu masih melambung di atas mistar gawang Arema Cronus.
Pada menit 63, Herman Dzumafo akhirnya benar-benar menjadi mimpi buruk untuk lini belakang Arema Cronus. Sepakan mendatarnya dari luar kotak penalty, yang sebenarnya tak terlalu kencang, gagal diantisipasi dengan sempurna oleh I Made Wardana. Blunder kiper Arema Cronus itu membuat kedudukan menjadi imbang 2-2.