Di sisa laga, pasukan Arema Cronus semakin gencar melancarkan serangan. Pada menit 77, Singo Edan sebenarnya memiliki kans besar untuk unggul. Namun secara luar biasa, Galih Sudaryono berhasil melakukan penyelamatan gemilang ketika menggagalkan sepakan keras Fery Aman Saragih di mulut gawang.
Kedudukan imbang 2-2 akhirnya bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang, yang memaksa pertanfingan harus berlanjut ke babak adu penalty.
Di babak adu penalty, Galih Sudaryono sempat menjadi hero ketika berhasil menggagalkan algojo pertama Arema Cronus, Samsul Arif. Namun, kegagalan dua eksekutor terakhir PBFC, Diego Michel dan Stevanus, membuat klub asal Kalimantan Timur tersebut harus mengubur mimpi untuk memenangi laga. Praktis, kemanangan 7-6 berhak dikantongi Arema Cronus.
Gagal menorehkan kemenangan, pelatih PBFC, Kas Hartadi, tak terlalu kecewa, mengingat pada laga ini, dirinya memang sengaja mengistirahatkan beberapa pilarnya untuk babak semi final nanti.
"Rotasi pemain yang kami lakukan memang mereduksi penampilan tim, tapi bukan masalah besar, kami akan segera melakukan evaluasi untuk menghadapi laga semi final melawan Semen Padang," ujar Kas Hartadi.
Sementara pelatih Arema Cronus, Joko Susilo, bersyukur meski harus melalui drama adu penalty untuk memenangi laga terakhirnya di Grup E. "Keberuntungan kali ini lebih berpihak pada kami, padahal pada laga tadi beberapa pemain sempat mengami kesalahan dalam memahami strategi yang saya terapkan," ujar pelatih yang akrab disapa Gethuk itu.
Memenangi laga, Arema Cronus dipastikan mebjadi pemuncak klasemen Grup E dan akan menantang Mitra Kukar di semi final pada 9 Januari mendatang. Sedangkan PBFC akan menghadapi juara Grup D, Semen Padang, satu hari setelahnya. (aka)