TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laga puncak Indonesian Championship Jenderal Sudirman Cup yang mempertemukan Mitra Kukar dengan Semen Padang tidak sekadar ajang pembuktian tim mana yang lebih kuat.
Partai final yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (24/1/2016), sejatinya adalah adu strategi perang dua pendekar Minang.
Pelatih Naga Mekes Jafri Sastra dan pelatih Semen Padang Nil Maizar adalah putra asli Tanah Minang. Keduanya lahir di Payakumbuh, namun beda generasi.
Jafri yang lebih senior tampil di Perserikatan, sedangkan Nil maizar yang 5 tahun lebih muda tampil di Galatama.
Melihat perjalanan Mitra Kukar sejak kompetisi digelar, banyak yang meragukan tim ini bisa melaju ke partai final.
Apalagi persiapan mereka tergolong singkat. Jumlah pemain pun berkurang, dari semula 29 pemain yang mengikuti Piala Presiden, berkurang hingga menjadi 23 pemain.
Jafri pun mengakui sejak kompetisi digelar dirinya beberapa kali menerapkan strategi negatif football. Setelah unggul maka akan memilih bertahan.
"Alhamdulillah, ini semua berkat kerja keras seluruh pemain dan dukungan tim," kata Jafri.
Di partai final nanti, Jafri menjamin permainan Naga Mekes akan lebih baik.
Ia menjanjikan Zulkifli cs akan tampil agresif, menyerang sejak peluit dibunyikan.
Ia sangat yakin skuat muda yang dimilikinya mampu mengatasi Semen Padang.
Apalagi empat pemain utama Mitra Kukar sedang tumbuh ranum.
Shahar Ginanjar di bawah mistar gawang baru memasuki usia matang 25 tahun.
Dari 16 tendangan penalti yang dihadapinya, mantan pemain Persib Bandung ini sukses memblok 12 tendangan.